Opini

Polemik Sampah, Bukti Abainya Negara Pada Lingkungan dan Warga

Permasalahan mengenai sampah merupakan hal yang sangat membutuhkan perhatian serius dari berbagai pihak dan warga sekitar.

Editor: Nurhadi Hasbi
dok Nafsiyah, S.Pd
Nafsiyah, S.Pd 

Faktor pembawa penyakit tersebut adalah lalat dan berkembangnya nyamuk-nyamuk yang menginfeksi manusia dikarenakan sampah yang menggunung.

Masalah ini bukan menyangkut satu atau dua orang saja namun, berdampak bagi orang banyak. Kita tentu tidak menginginkan masalah sampah terus berlanjut dan berharap bisa segera teratasi.

Pemasalahan sampah sangat penting untuk dibahas meskipun sudah banyak ulasan ataupun opini-opini lain yang mengungkapnya.

Namun, yang perlu ditekankan adalah masalah ini bukan hanya tanggung jawab individu melainkan menjadi tanggung jawab bersama, sebagai warga Indonesia kitalah yang bisa menemukan solusi dan meningkatkan kesadaran terhadap masalah ini.

Solusi Penanganan Sampah dalam Islam

Pertama, Individual. Islam mendorong kesadaran individu terhadap kebersihan hingga level asasi dan prinsipil yaitu keimanan terhadap surga dan neraka.

اَلْاِسْلَامُ نَطِـيْفٌ فَتَـنَطَفُوْا فَاِنَـهُ لايَدْخُلُ الْجَنَـةَ اِلانَطِيْفٌ

Artinya : Islam itu bersih, maka jadilah kalian orang yang bersih. Sesungguhnya tidak masuk surga kecuali orang-orang yang bersih (H.R. Baihaqi).

Pemahaman tentang kebersihan yang mendasar ini menumbuhkan kesadaran individual untuk pemilahan sampah, pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri, serta mengurangi konsumsi.

Pengurangan sampah secara individual dapat dilakukan dengan mengonsumsi sesuatu secukupnya. Makanan misalnya. Cukup ambil sekiranya dapat menghilangkan lapar. Jangan sampai berlebihan dalam mengambil makanan lalu kekenyangan sementara masih tersisa di piring kita.

Upaya minimalisir juga tertancap dalam gaya hidup Islami karena setiap kepemilikan akan ditanya tashoruf-nya (pemanfaatannya). Bernilai pahala atau berbuah dosa.
Kedua, Komunal.

Pada kondisi tertentu, upaya individual menjadi sangat terbatas dalam pengelolaan sampah.

Contohnya, pada rumah tangga yang tinggal di lingkungan padat, acapkali tidak memiliki pengelolaan sampah mandiri, sehingga hanya mampu mengurangi dan memilah sampah untuk dikumpulkan lalu dipindahkan ke tempat pembuangan berikutnya.

Karena itulah upaya pengolahan sampah komunal diperlukan. Di dalam sebuah hadits dikatakan:

اِنَّ اللهَ طَيِّبٌ يُحِبُّ الطَّيِّبَ نَظِيْفٌ يُحِبُّ النَّظَافَةَ كَرِيْمٌ يُحِبُّ الْكَرَمَ جَوَادٌيُحِبُّ الْجَوَاد فَنَظِّفُوْااَفْنَيْتَكُمْ

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

Kepala Sekolah Idealis atau Pragmatis?

 

Sekolah Layak, Pendidikan Bermartabat

 

Ziarah Intelektual

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved