Bullying di SMPN 1 Kalukku

Jadi Korban Bullying, Siswi SMP Negeri 1 Kalukku Akan Dipindahkan ke Sekolah Lain

Ia mengaku, setelah kejadian ini ia akan melihat perkembangan di sekolah karena jangan sampai anaknya terus merasa khawatir.

Penulis: Abd Rahman | Editor: Ilham Mulyawan
Dokumentasai orangtua siswa SMP 1 Kalukku untuk Tribun Sulbar
Sejumlah orang tua siswa mendatangi kantor kepala sekolah SMP 1 Kalukku mamuju 

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com Abd Rahman

TRIBUN-SULBAR.COM,MAMUJU - Kecewa dengan pihak SMP Negeri 1 Kalukku, Mamuju, orang tua siswa korban Bullying akan memindahkan anaknya ke sekolah lain.

Rabiatul Adawiah, orang tua siswa korban bullying di SMP Negeri 1 Kalukku Mamuju mengaku berencana akan pindahkan anaknya ke sekolah lain.

Baca juga: Forum Anak Mamuju Kecam Kasus Bullying di SMP Negeri 1 Kalukku

Dia sudah merasa khawatir akan keselamatan anaknya jika ntetap bersekolah disana.

Anak Rabiatul Adawiah menjadi korban pengeroyokan oleh siswa lainnya beberapa waktu lalu.

Rabiatul mengungkapkan bahwa anaknya mendapat lemparan batu dari siswa nakal tersebut.

"Anak saya dilempar batu, baru anak cewek lagi," terangnya melalui sambungan telepon kepada Tribun-Sulbar.com, Jumat (3/12/2021).

Sehingga, ia trauma dan berniat untuk memindahkan dari sekolah lain karena merasa sudah tidak aman.

"Saya akan lihat nanti karena satu orang sudah datang minta maaf, sementara temannya belum mengaku padahal ada dua orang yang menganggu," tambahnya.

Ia mengaku, setelah kejadian ini ia akan melihat perkembangan di sekolah karena jangan sampai anaknya terus merasa khawatir.

"Kalau tidak aman dan anakku khawatir saya akan pindahkan," paparnya. 

Kepsek Tuding Belajar Online Sebagai Penyebab

Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Kalukku, Nawawi Yusuf menanggapi aksi pengeroyokan siswa yang terjadi di dalam kelas.

Nawawi mengatakan, hal tersebut bukan kelalaian para guru, peserta didik atau pihak sekolah.

Sebab kejadian tersebut, murni tanpa unsur kesengajaan, atau diluar dugaan para guru.

"Kami pihak sekolah tidak pernah membiarkan perkelahian itu terjadi, waktu kejadian, kami langsung hentikan," terang Nawawi Yusuf via telepon kepada Tribun-Sulbar.com, Kamis (2/12/2021).

Dia menegaskan bahwa tak ada satupun guru membiarkan terjadi perkelahian itu.

Bahkan kata dia pihak sekolah langsung melerai saat peristiwa itu terjadi.

"Saya langsung menelpon ke pihak kepolisian, untuk menangani kasus tersebut," katanya lagi.

Nawawi Yusuf menjelaskan perilaku siswa yang berbuat anarkis bukan tanpa sebab.

Melainkan faktor terlalu lama belajar dalam jaringan (daring).

"Perlu dipahami juga kalau peserta didik, kemarin terlalu lama belajar online," tegasnya.

Hal tersebut membuat pendidikan karakter peserta didik menurun drastis.

Dia mengelak jika orang tua siswa yang anaknya jadi korban, murni menyalahkan pihak sekolah.

Anggota Polsek Kalukku saat mendatangi SMP Negeri 1 Kalukku, Kabupaten Mamuju, Rabu (1/12/2021).
Anggota Polsek Kalukku saat mendatangi SMP Negeri 1 Kalukku, Kabupaten Mamuju, Rabu (1/12/2021). (Ist/Tribun-Sulbar.com)

Walau kata dia, saat itu Satuan Pengaman (Satpam) sekolah tidak berada di lokasi.

Sehingga kejadian tersebut membuat dua siswa mengalami luka memar.

Pihak sekolah pun sudah bertemu dengan orang tua siswa untuk mediasi persoalan itu.

Namun pihak sekolah melimpahkan kejadian itu ke pihak yang berwajib, dalam hal ini Kepolisian Sektor (Polsek) Kalukku. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved