Lipa Saqbe Mandar

Mengulik Keindahan Sarung Tenun Mandar, Warisan Budaya Turun-temurun yang Tak Lekang Ditelan Zaman

Sejak dulu, teknik tenun adalah cara masyarakat mandar dalam membuat kain dengan menggabungkan benang secara memanjang dan melintang.

Editor: Ilham Mulyawan
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Sarung tenun mandar (Sumber: KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO) 

TRIBUN-SULBAR.COM - Pemerintah Sulawesi Barat (Sulbar) melalui Dinas Pariwisata kembali menggelar kegiatan Lipa Saqbe Mandar Sureq Marasa pada acara Semesta Saqbe Mandar, Sabtu (11/9/2021).

Kegiatan ini dipusatkan di Desa Karama, Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Lipa Saqbe Mandar adalah kerajinan tenun masyarakat Mandar pada umumnya, yang dalam bahasa Mandar disebut sebagai Lipa Saqbe.

Tenun mandar dari tahun ke tahun, selalu dilestarikan generasi ke generasi karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Jenis sarung yang dibuat sangat beragam dan sarat akan makna.

Proses pembuatannya masih tradisional dan membutuhkan waktu yang sangat lama, kabarnya bisa mencapai waktu tiga bulan.

Uniknya sarung sutra Mandar karena memiliki warna yang terang atau cerah seperti warna kuning, merah, hijau, biru, hitam, cokelat, dan putih dengan desain garis geometris lebar.

Berbahan baku benang sutra, benang emas, dan benang perak sebagai bahan dasar pembuatannya.

Hasil tenunnya pun istimewa dan indah.

Maka tak heran sarung sutra Mandar menjadi salah satu produk kain sutra halus di nusantara.

Biasanya masyarakat menggunakan sarung ini pada acara upacara adat, pernikahan hingga keagamaan.

Sejak dulu, teknik tenun adalah cara masyarakat mandar dalam membuat kain dengan menggabungkan benang secara memanjang dan melintang.

Sudah diproduksi sejak abad ke-16, serta dikenal memiliki kualitas halus dan tidak mudah luntur.

Dua Motif

Lipa Saqbe Mandar memiliki dua motif yaitu Sure' dan Bunga.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved