Rumah Sakit Kekurangan Tabung Oksigen, Positif Covid-19 di Sulbar Bertambah 2.069 Kasus
Direktur RSU Regional Sulbar, dr Indahwati Nursyamsi, prihatin dengan kondisi tersebut, di tengah keterbatasan prasarana dan fasilitas kesehatan.
Penulis: Nurhadi Hasbi | Editor: Hasrul Rusdi
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Angka Positif Covid-19 di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), terus meningkat sejak Juli 2021.
Data yang dihimpun Tribun-Sulbar.com, Positif Covid-19 di Sulbar per 27 Juli 2021 tembus 7.901 kasus.
Dari data tersebut, menunjukkan Positif Covid-19 di Sulbar bertambah 2.069 selama 27 hari.
Diketahui, Positif Covid-19 Sulbar per tanggal 30 Juni 2021, sebanyak 5,832 kasus.
Angkat kematian akibat terpapar Covid-19 di provinsi ke-33 di Indonesia ini, juga meningkat sejak Juli.
Data menunjukkan, akhir Juni 2021, angka kasus kematian pasien Covid-19 di Sulbar dilaporkan 122.
Kini, 27 Juli 2021, bertambah menjadi 157 kasus kematian.
Artinya, sepanjang bulan ini, pasien Covid-19 yang meninggal di Sulbar sebanyak 35 kasus kematian.
Direktur RSU Regional Sulbar, dr Indahwati Nursyamsi, prihatin dengan kondisi tersebut, di tengah keterbatasan prasarana dan fasilitas kesehatan.
"Saya berharap semua masyarakat menyadari diri dan melakukan upaya untuk memutus penyebaran Covid-19, melakukan protokol kesehatan secara ketat," imbuh mantan Sekertaris Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sulbar itu.
Indah bilang, lebih baik melakukan upaya pencegahan dari pada menghadapi orang yang sudah sakit.
Apalagi, varian Covid-19 sekarang lebih ganas, lebih beresiko menuju pada kematian.
Baca juga: Mamuju PPKM Level 3, Kabag Ops Polresta: Kami Tunggu Surat Edaran Bupati
Baca juga: Update Covid-19 Sulbar Selasa 27 Juli 2021: Bertambah 146 Kasus, Meninggal Dua Orang
"Rata-rata pasien masuk rumah sakit sekarang gejalanya berat, butuh oksigen yang banyak," ucapnya.
Kondisi sekarang, beber Indah, dari sisi kemampuan penanganan pasien sangat terbatas. Baik dari sarana, prasarana, obat-obatan, alat kesehatan dan SDM.
"Jadi kalau masyarakat tidak menjaga dirinya, kita ini bisa kolaps, sekarang saja rumah sakit mulai kekurangan oksigen," bebernya.