Paskibraka Mamuju
KISAH Pilu 71 Anggota Paskibraka Mamuju 4 Tahun Lalu, Honor Hanya Rp100 Ribu
Pada 2017 lalu, Paskibra Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat pernah menerima kenyataan memilukan
Penulis: Nurhadi Hasbi | Editor: Ilham Mulyawan
TRIBUNSULBAR.COM, MAMUJU - Mimpi Arya Maulana Mulya (16) dan Cristina (16) menjadi bagian dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) nasional di Jakarta pupus.
Jelang keberangkatan, Arya yang merupakan siswa SMA Negeri 2 Majene dan Cristina dari SMA Negeri 1 Mamasa, dinyatakan positif Covid-19.
Baca juga: KONDISI Cristina Positif Covid-19 & Gagal Paskibraka Nasional, Isolasi Mandiri Tanpa Bantuan Medis
Baca juga: CERITA Arya & Cristina Gagal Jadi Paskibraka Nasional Wakili Sulbar Karena Positif Covid-19
Padahal keduanya sudah bertemu dan pamitan dengan Gubernur Sulawesi Barat Ali Baal Masdar, Jumat 23 Juli 2021.
Jalan keduanya hingga bisa terpilih dilalui cukup berat.
Seleksi ketat dari sekolah, lalu ke tingkat kabupaten kemudian provinsi dijalani, dengan melibatkan anggota kepolisian dan TNI.
Ternyata, cerita sedih yang menimpa Paskibra di Sulbar bukan hanya sekali ini saja terjadi.
Pada 2017 lalu, Paskibra Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat pernah menerima kenyataan memilukan.
Perjuangan mereka selama satu bulan melakukan pemusatan latihan hanya dihargai Rp100 ribu.
Usai melaksanakan tugas, mereka menerima amplop berisi uang Rp100 ribu, sebagai uang saku.
Kejadian ini bahkan mengundang reaksi Deputi I Kemenpora Bidang Pemberdayaan Pemuda, Prof Dr Faisal Abdullah SH MH, karena saat itu viral di media sosial.
Honor Rp100 ribu 71 Paskibra Mamuju kala itu diketahui setelah diungkapkan kakak dari salah seorang anggota Paskibra Mamuju, bernama Perwitasari Rakhmat, lewat akun media sosialnya.
Dia menulis status di berandanya, mempertanyakan honor Paskibra Mamuju hanya Rp 100 ribu.
"Paskibraka dihargai dengan 100 ribu luar biasa," tulis Perwitasari di akun facebooknya saat itu.
Namun, Perwitasari tidak menyebutkan nama adiknya dalam postingannya itu.
Tak hanya honor yang ia keluhkan, juga sangat menyesalkan tindakan panitia Paskibra.
Menurutnya panitia terkesan tidak bertanggungjawab dalam mengurus para paskibra.
"Luar biasaaaaaa perbuatanmu semua. Tadinya kita bangga liat semangatnya Paskibra walaupun dalam proses pelatihan mereka banyak kekurangan, salah satunya kostum latihan, tapi kalau begini kebanggaan berubah jadi kekecewaan. Kasian penerus berikutnya takutnya dak ada lagi yang mau jadi Paskibra," tulis Perwitasari di akun facebooknya saat itu.
Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Mamuju saat itu, Zulfadly Rasyid, memberikan klarifikasi terkait honor 71 Paskibra Mamuju, Rp100 ribu per orang.
Dia bilang, jumlah honor Paskibra itu sudah sesuai dalam DPA Paskibra, pasal anggaran seleksi Paskibra tahun 2017.
Honor Paskibra Mamuju tidak dianggarkan dalam APBD karena adanya pengalihan tanggung jawab SMA sederajat dari pemerintah kabupaten ke pemerintah provinsi.
"Ini gara-gara ada pengalihan tanggung jawab SMA dari kabupaten ke provinsi, jadi memang kita tidak anggarkan waktu ada pembahasan di Bappeda karena kita pikir ini sudah bukan tanggungjawab kabupaten," kata Zulfadly Rasyid, Sabtu (19/8/2017) malam.
"Yang diseleksi menjadi Paskibra itu SMA, jadi asumsi saya waktu ditanya oleh Bappeda apalagi saya baru menjabat sebagai kepala bidang, saya bilang tidak usah dianggarkan, karena SMA sudah bukan tanggung jawab Pemkab," Ia menambahkan. (*)