Bapperida Sulbar

Bapperida Sulbar Dorong Ekonomi Biru Jadi Motor Pertumbuhan Daerah

Forum ini diselenggarakan oleh Bank Indonesia Sulawesi Barat, Kamis (25/9/2025), di Ballroom Grand Maleo Hotel.

Editor: Nurhadi Hasbi
Humas Bapperida Sulbar
Forum Sandeq Business, Investment, and Economic (SAQBE) 2025 yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia Sulawesi Barat, Kamis (25/9/2025) di Ballroom Grand Maleo Hotel. 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU – Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat terus mendorong pengembangan ekonomi biru sebagai salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi daerah.

Hal ini ditegaskan oleh Plt. Kepala Bidang Riset dan Inovasi Daerah (RIDA) Bapperida Sulbar, Muh. Saleh, saat mewakili Kepala Bapperida Sulbar, Junda Maulana, dalam Forum Sandeq Business, Investment, and Economic (SAQBE) 2025.

Forum ini diselenggarakan oleh Bank Indonesia Sulawesi Barat, Kamis (25/9/2025), di Ballroom Grand Maleo Hotel.

Baca juga: Bapperida Sulbar Ungkap Catatan Penting BPK Terkait Pangan Daerah, Kualitas Hingga Aksesibilitas

Kegiatan mengusung tema: “Optimalisasi Sektor Perikanan untuk Akselerasi Ekonomi Sulawesi Barat yang Inklusif dan Berkelanjutan”. Tema ini sejalan dengan misi pertama Gubernur Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S. Mengga.

Dalam pemaparannya, Muh. Saleh menyoroti daya saing Sulbar yang masih di bawah rata-rata nasional.

Pada tahun 2024, indeks daya saing Sulbar tercatat 3,24, lebih rendah dari rata-rata nasional yang berada di angka 3,43.

Salah satu pilar yang menjadi perhatian adalah stabilitas ekonomi makro, dengan skor 3,99, menempati peringkat 25 nasional.

“Kondisi ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi Sulbar masih fluktuatif. Misalnya, pada Triwulan II 2025, ekonomi kita tumbuh 4,29 persen, masih di bawah rata-rata nasional,” ujar Saleh.

Meski pertumbuhan fluktuatif, sektor unggulan Sulbar masih kuat.

Pertanian mendominasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dengan kontribusi 46,11 persen.

Kontribusi terbesar berasal dari subsektor perkebunan sawit sebesar 22,90 persen.

Disusul subsektor perikanan yang menyumbang 11,06 persen terhadap PDRB.

Saleh menilai sektor perikanan masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan.

Sulbar memiliki potensi besar untuk mengembangkan ekonomi biru.

Provinsi ini memiliki laut seluas 19.848,56 km⊃2;, garis pantai sepanjang 663,02 km, serta 41 pulau.

Terdapat pula 17 kawasan konservasi dan beberapa infrastruktur seperti PPI (Pelabuhan Perikanan), pabrik es, serta cold storage.

Komoditas unggulan meliputi tuna, tongkol, cakalang, kerapu, kakap, layang, dan udang vaname.

Konsep ekonomi biru telah menjadi strategi utama dalam RPJPD dan RPJMD Sulbar.

Roadmap pengembangannya akan mengacu pada roadmap nasional dan dibagi dalam empat tahap hingga tahun 2045.

Tahapan itu meliputi: Penguatan fondasi ekonomi biru, Peningkatan sarana dan prasarana, Hilirisasi dan diversifikasi, Ekspansi dan peningkatan daya saing

Target akhirnya adalah menjadikan Sulbar sebagai pusat ekonomi biru regional.

“Target kita jelas. Pada 2030, pertumbuhan ekonomi Sulbar diharapkan mencapai 7–8 persen. Optimalisasi sektor kelautan dan perikanan menjadi salah satu kunci untuk mencapainya,” tegas Saleh.

Sementara itu, Kepala Bapperida Sulbar, Junda Maulana, menyadari bahwa tantangan daya saing daerah tidak bisa diselesaikan secara instan.

Namun ia yakin, ekonomi biru adalah strategi tepat untuk mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif.

“Sulawesi Barat memiliki modal alam dan sosial yang luar biasa—laut yang luas, nelayan yang tangguh, dan komoditas unggulan yang kompetitif,” ujar Junda.

Ia menekankan pentingnya integrasi potensi tersebut dalam kebijakan, investasi, dan inovasi.

“Kami mengajak seluruh pemangku kepentingan—dari OPD, akademisi, pelaku usaha, hingga masyarakat pesisir—untuk bersama-sama menjadikan ekonomi biru sebagai wajah baru pembangunan daerah,” pungkasnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved