TRIBUN-SULBAR.COM, PASANGKAYU – Kondisi memprihatinkan terlihat di sepanjang kawasan Anjungan Pantai Pasangkayu, Jl. Moh. Hatta, Kelurahan Pasangkayu, Kecamatan Pasangkayu, Sulawesi Barat.
Sampah-sampah bekas makanan dan minuman berserakan mencemari area yang sejatinya menjadi salah satu ruang publik kebanggaan masyarakat.
Pantauan Tribun-Sulbar.com di lokasi, Rabu (25/6/2025), terlihat tumpukan sampah plastik mulai dari gelas minuman, botol air mineral, bungkus makanan ringan, hingga botol minuman keras.
Baca juga: Drainase Anjungan Pasangkayu Penuh Sampah, Petugas Kebersihan: Sudah Dibersihkan Penuh Lagi
Sampah-sampah ini mencemari pantai anjungan dan area sekitarnya, mengganggu keindahan dan kenyamanan ruang publik yang biasa dikunjungi warga untuk bersantai.
Tidak hanya itu, daun-daun kering dan ranting juga ikut bercampur dengan sampah plastik, membuat area tersebut terlihat kumuh dan tak terawat.
Terlihat pula beberapa bekas minuman yogurt, kopi kemasan, dan kemasan mi instan berserakan begitu saja.
Menurut informasi dari warga sekitar, sumber sampah tersebut berasal dari aktivitas pengunjung yang membeli makanan dan minuman dari pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di sepanjang anjungan, lalu membuangnya sembarangan.
“Sudah lama memang begitu, tidak ada yang bersihkan. Sampah-sampah ini dari pengunjung, terutama kalau malam-malam, banyak anak muda nongkrong, bahkan ada yang pesta miras,” ungkap Mama Devi, warga sekitar yang ditemui di lokasi.
Lebih memprihatinkan, di sepanjang area anjungan nyaris tidak ditemukan tempat sampah permanen.
Hanya ada beberapa karung bekas yang diikat di pohon dan dijadikan tempat pembuangan seadanya.
Hal ini membuat sebagian besar pengunjung memilih membuang sampah ke sembarang tempat.
Mama Devi juga mengungkapkan kekhawatirannya jika kondisi ini terus dibiarkan tanpa penanganan dari pemerintah, bukan tidak mungkin sampah-sampah tersebut akan hanyut ke laut saat air pasang naik.
“Kalau dibiarkan terus, bisa rusak laut ini. Kasihan, pantai kita jadi kotor dan bisa ganggu ekosistem laut juga,” tuturnya.
Sementara itu, Mukmini, seorang petugas kebersihan yang sehari-hari bertugas di kawasan ini, mengaku kewalahan.
“Saya sudah capek bersihkan, tapi hanya bertahan dua-tiga hari, habis itu menumpuk lagi. Saya sudah berkali-kali tegur pengunjung dan penjual agar buang sampahnya di tempat, tapi tidak pernah didengar,” keluh Mukmini saat ditemui di lokasi.
Ia berharap ada dukungan dari pemerintah dan kesadaran dari masyarakat untuk menjaga kebersihan anjungan. (*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Taufan