TRIBUN-SULBAR.COM MAJENE – Lurah Baruga Dhua, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene, Suhaeni menegaskan Bukit Sigitung yang ramai dikunjungi sejatinya bukan tempat wisata, melainkan area jalan kebun milik warga.
Ia menyampaikan sudah melaksanakan rapat yang ketiga kalinya, untuk memperjelas kembali pengelolaan tersebut.
Suhaeni menyebut, akan membicarakan dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Majene, terkait langkah selanjutnya, apakah Bukit Sigitung bakal dijadikan tempat wisata resmi atau tidak.
"Kami sudah rapat, kurang lebih tiga kali bersama lurah Baruga dan warga setempat, terkait persoalan kedepan kami akan koordinasi dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Mejene, namun sampai saat ini masih tetap ditutup," ungkap Suhaeni kepada wartawan, Minggu (22/6/2025).
Sempat viral beberapa waktu lalu, sejumlah pengunjung Bukit Sigitung mengeluh seelah kendaraan mereka dirusak Orang Tak Dikenal (OTK) dengan ara disayat joknya.
Baca juga: 4 Pasang Pria Wanita Bukan Pasutri Diamankan Polisi di Topoyo Mateng, Kedapatan Berduaan di Kamar
Baca juga: Iran Serukan Akan Balas Serangan Amerika Serikat: Sekarang Giliran Kami!
Selain itu beberapa pengunjung juga mengeluh setelah helm mereka hilang.
Seorang pengunung asal Polewali, Ahmad mengaku trauma dengan kejadian tersebut.
Ia menilai keamanan di lokasi setinggi 743 mdpl itu sangat minim, padahal ramai dikunjungi wisatawan.
“Jujur saya takut motor ikut hilang, makanya langsung putuskan tidak mau ke Sigitung lagi,” ungkap Ahmad kepada wartawan Minggu (22/6/2025).
Ia menambahkan, kerusakan yang dialaminya bukan hanya merugikan secara materi, tetapi juga menyisakan rasa was-was saat ingin berwisata kembali.
“Kalau sudah begini, lebih baik cari tempat lain yang jelas ada pengamanan. Kita ke sini mau cari ketenangan, malah pulang dengan rasa kesal dan rugi,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan terlebih saat ini Sigitung sudah ditutup,ia berharap kedepannya Sigitung dijadikan tempat wisata.
"Karena, tidak ada pengelolanya ini, mending dijadikan tempat wisata saranku, biar aman, kasian juga warga, yang terganggu ulah pendaki, saya memang mendakiji bukan salahkan siapa-siapa tapi di sini butuh saling mengerti, karena banyak orang mu naik, " tutupnya. (*)
Laporan Wartawan Tribun Sulbar.com Anwar Wahab