TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan atau SPHP 'hilang' dari pasaran.
Kondisi ini dikeluhkan para pembeli dan pedagang di Mamuju, Sulawesi Barat, apalagi menjelang momentum perayaan Idul Adha.
SPHP yang didistribusikan Bulog ini memang sudah lama tidak terlihat di lapak-lapak pedagang.
"Ini permintaannya tinggi apalagi dekat hari raya, tapi SPHP sudah lama tidak kelihatan. Banyak pembeli yang cari, ujar Irfan, seorang pedagang beras yang ditemui di Pasar Baru Mamuju pada Minggu (1/6/2025).
Menurut Irfan, ketiadaan beras subsidi ini turut berdampak pada kenaikan harga beras di pasaran.
Baca juga: Sapi Kurban Rp 117 Juta Milik Presiden Prabowo Akan Disalurkan di Majene
Baca juga: 4 Ton Lebih Penja Dikirim dari Mamuju ke Balikpapan, Ikan 13 Ton
Ia berharap pemerintah melalui Bulog segera melakukan penyaluran kembali agar harga tetap terkendali dan tidak semakin membebani masyarakat.
Saat ini, harga beras premium mengalami kenaikan signifikan, dengan harga per kilogram mencapai Rp15.200.
Sementara beras medium dijual pada kisaran Rp14.000 per kilogram.
Adapun untuk beras dalam kemasan 25 kilogram, merek premium seperti NM, Putri Duyung, dan Presiden Rice yang sebelumnya dijual seharga Rp355 ribu kini melonjak menjadi Rp375 ribu - Rp385 ribu.
Sedangkan untuk jenis medium seperti Malolo, Madinah, dan Ketupat, dari harga awal Rp320 ribu kini naik menjadi Rp340 ribu Rp345 ribu per karung.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pedagang dan konsumen.
Hal tersebut karena kebutuhan akan bahan pokok, terutama beras, meningkat tajam menjelang hari besar keagamaan.
Pedagang berharap pemerintah dapat segera merespons situasi ini dengan mempercepat distribusi beras SPHP, agar masyarakat tetap dapat membeli beras dengan harga terjangkau.(*)
Laporan Reporter Tribun Sulbar Suandi