TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU TENGAH – Peternak entok atau bebek manila di Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat (Sulbar), meraup untung jelang Lebaran Iduladha 1446 Hijriah.
Hal itu disampaikan Andi, peternak entok di Desa Topoyo, Kecamatan Topoyo, saat ditemui di kediamannya, Dusun Balata Tomene, Jumat (30/5/2025).
Menurutnya, menjelang Lebaran Iduladha, dirinya menerima pesanan cukup banyak.
Baca juga: Harga Bahan Pokok di Mamuju Tengah Jelang Iduladha 1446 Hijriah: Cabai dan Bawang Turun
Baca juga: Peternak Kambing di Mamuju Tengah Kebanjiran Order Jelang Iduladha 1446 Hijriah
Bahkan, relatif meningkat ketimbang tahun-tahun sebelumnya.
"Sebulan ini menjelang Lebaran, saya sudah menjual entok sekitar 100 ekor," ucapnya.
Entok-entok itu dijual dengan harga Rp50 ribu hingga Rp120 ribu.
Tergantung besaran ukurannya. Utamanya entok jantan lebih mahal ketimbang betina.
Ia menjelaskan, tahun ini tingkat permintaan entok cukup banyak dibanding tahun sebelumnya, dikarenakan entok sudah perlahan familiar di masyarakat.
"Dulu, hanya orang-orang tertentu suka daging entok. Sekarang sudah banyak masyarakat yang suka," jelasnya.
Apalagi, menurut pelanggannya, daging entok hampir sama dengan daging bebek atau itik.
"Selain itu, keunggulan daging entok ketimbang bebek dan ayam adalah dagingnya yang banyak," tuturnya.
"Sehingga bisa diolah menjadi sajian Lebaran, seperti entok goreng, entok bakar, dan rica-rica atau palekko," tambahnya.
Dirinya juga mengaku, sebulan terakhir sudah meraup omzet Rp5 juta hingga Rp10 juta.
Adapun jenis entok paling laku adalah entok jantan lokal.
Kini, stok entok di peternakannya tersisa sekitar 20 ekor saja.
Sehingga ia berharap, sepekan hingga tiga hari menjelang Lebaran, stok tersebut ludes terjual. (*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Sandi Anugrah