TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Efisiensi anggaran ala Prabowo bernar-benar terasa dampaknya hingga ke bisnis perhotelan di Mamuju.
Pengusaha hotel berbintang di Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) mulai merasakan efeknya hingga penurunan okupansi.
Baca juga: Dampak Efisiensi Anggaran, Perawatan Gedung Kantor Bupati Mateng Belum Ditentukan
Baca juga: Proyek Jalan dan Irigasi di Mamuju Tahun 2025 Batal, Rp 68 Miliar Terpangkas Akibat Efisiensi
Manager Hotel Matos Mamuju Yudhi Bakaria menyebut, okupansi atau jumlah kamar hotel terpakai turun hingga 70 persen.
"Kalau yang dirasakan ya pasti berdampak sekali yah, karena kita tahu di Mamuju itu sektor wisata belum bisa menopang sisi lainya (tingkat pengunjung hotel). Beda dengan di Bali disana pusat wisata," ungkap Yudhi saat dikonfirmasi Tribun-Sulbar.com, Sabtu (15/2/2025).
Menurut Yudhi, market perhotelan di Mamuju itu betul-betul mengandalkan kegiatan bisnis dan kegiatan pemerintahan.
Bahkan tidak hanya di Mamuju, pengusaha hotel di wilayah Jawan dan Makassar juga banyak merasakan hal yang sama soal pemangkasan anggaran ini.
"Ya kalau dibilang terdampak ya sudah pasti terdampak yah," ujarnya.
Namun kata dia,pengurangan karyawan hotel pihaknya belum melakukan itu, karena dia masih mengkaji dan melihat sampai dimana kebijakan ini akan berlangsung.
Tetapi saat ini,pihaknya sudah melakukan preventive dari sisi energi kost,sisi penggunaan barang-barang itu mulai dikurangi sampai 50 persen.
"Untuk karyawan pasti kita akan lakukan pengurangan kalau memang nanti kebijakan efisiensi bersifat panjang dan mulai berdampak besar pada operasional kami," bebernya.
Dia menambahkan, kebijakan ini diluar dari prediksi dari pihak perhotelan,sebab mereka mengira pasca pemilu tingkat okupansi itu tambah meningkat.
"Waktu bulan lalu okupansi kamar itu mencapai 70 sampai 50 persen, kalau okupansi meeting itu sampai 40 -60 persen. Kalau sekarang tamu kamar hotel turun menjadi 20 persen," pungkasnya.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com Abd Rahman