Keluarga Pasien Ngamuk

Keluarga Pasien Ngamuk di RSUD Andi Depu Polman Dilaporkan ke Polisi Gegara Pukul Sekuriti

Penulis: Fahrun Ramli
Editor: Nurhadi Hasbi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga melerai keributan yang terjadi di depan pintu masuk RSUD Hajja Andi Depu Polman, Jl Ratulangi Kelurahan Darma, Jumat (17/1/2025).

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Insiden keluarga pasien mengamuk lantaran terhalang masuk ke RSUD Hajja Andi Depu di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, berbuntut panjang.

Keluarga pasien berinisial HA dilaporkan ke polisi lantaran memukul sekuriti rumah sakit bernama Muliadi.

Muliadi melaporkan HA ke polisi pada Sabtu (18/1/2025) sehari setelah insiden tersebut.

Baca juga: VIRAL! Keluarga Pasien Keluhkan Pelayanan RSUD Mamuju Tengah

Tindak penganiayaan itu terjadi di depan pintu masuk RSUD Hajja Andi Depu Polman, Jl Dr Ratulangi, Kelurahan Darma, Kecamatan Polewali.

“Korban bernama Muliadi menerima pukulan pada bagian kepala hingga sempat jalani perawatan di rumah sakit," kata salah satu security bernama Anto kepada wartawan.

"Kepala belakangnya benjol, terus sempat dirawat inap, masih mual-mual sama pusing," lanjutnya.

Anto menyebut korban menerima pukulan sebanyak tiga kali pada bagian kepala.

Menurutnya tindak penganiayaan ini telah dilaporkan keluarga korban kepada pihak berwajib. 

Pihak keluarga menolak damai meski sempat dilakukan upaya mediasi usai kejadian tersebut.

“Dilaporkan ke Polisi ke Polres. Sempat di mediasi, tapi tidak tau bagaimana, kayaknya keluarga korban tidak mau berdamai,” pungkas Anto.

Sementara Kanit Resum Sat Reskrim Polres Polman Iptu Iwan Rusman yang dikonfirmasi, membenarkan perihal pelaporan tersebut.

“Sudah melapor secara resmi korban, yang ribut-ribut di pintu masuk rumah sakit itu," ujar Iwan melalui sambungan telepon.

Meski begitu, Iwan mengaku belum mengetahui  kronologis kejadian tersebut.

Menurutnya saat ini korban sedang jalani pemeriksaan di Polres Polman.

“Kronologisnya saya belum bisa pastikan, Korbannya sementara diperiksa,” pungkas Iwan.

Sebelumnya diberitakan, viral di media sosial seorang pria emosi dan marah-marah saat berada di RSUD Hajja Andi Depu di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar).

Security tidak langsung memperkenankan pria tersebut masuk ke area rumah sakit untuk mengunjungi kerabatnya.

Sehingga pria dalam video tersebut tersulut emosi dan marah-marah hingga sempat dilerai warga.

Dalam potongan video pendek yang dilihat Jumat (17/1/2025) tampak seorang pria berbaju biru dan memakai sarung.

Dia berteriak-teriak sambil mengacungkan jari, menunjuk ke arah gerbang rumah sakit di pos jaga satpam.

Terlihat juga sejumlah warga di sekitarnya, berusaha menenangkan sang pria yang diliputi amarah ini.

“Satu, kenapa saya sewa kamar vip, saya tidak mau seperti ini, karena keluarga ku orang jauh, kita mau masuk," ujar pria dalam video tersebut.

Diketahui, keributan sempat mengundang perhatian itu terjadi di depan pintu masuk area RSUD Hajja Andi Depu Polman, Jl, Dr Ratulangi, Kelurahan Darma.

Security tidak langsung memperkenankan pria tersebut masuk ke area rumah sakit karena membawa rombongan.

Sehingga pria dalam video tersebut tersulut emosi lantaran tidak diperbolehkan masuk ke rumah sakit.

"Dia maunya dikasih masuk semua keluarganya, sekitar tiga orang," kata salah seorang security, Anto kepada wartawan.

Padahal menurut Anto, pihaknya telah menyarankan agar pria dan rombongannya bergantian memasuki area  rumah sakit. 

Namun sayangnya, saran tersebut ditolak, sehingga pihak keamanan membatasinya.

“Anggota security sudah kasih toleransi satu orang, sampaikan untuk bergantian, tapi maunya dikasih masuk semua," terangnya.

Sementara Humas RSUD Hajja Andi Depu Polman Supriadi mengungkapkan, keributan disebabkan ulah pengunjung yang memaksa masuk ke area rumah sakit.

“Kadang terjadi hal seperti itu, karena ulah pengunjung yang mau melebihi aturan ditentukan," ujar Supriadi melalui sambungan telepon.

Menurut Supriadi, pembatasan pengunjung dilakukan karena pihak rumah sakit kerap mendapat keluhan baik dari keluarga pasien maupun petugas medis. 

Sebab, tidak jarang keberadaan pengunjung pasien yang berlebihan menimbulkan keributan.

Diapun mengaku jika aturan pembatasan jumlah penjaga pasien rumah sakit sudah berulang kali disampaikan kepada masyarakat. 

Hanya saja, keluarga pasien kerap memberikan berbagai alasan agar lolos masuk ke area rumah sakit.

"Kalau aturan 1 pasien 2 penjaga, itu sudah sering kali disampaikan. Tapi begitulah, warga kadang mereka alasan minta tolong karena jauh,"pungkas Supriadi.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli