TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE - Proyek pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S) di Kabupaten Majene tengah menjadi perhatian masyarakat.
Proyek tersebut menelan anggaran Rp 7 miliar, dikerjakan melalui kelompok swadaya masyarakat (KSM).
Namun, masyarakat menduga ada penyimpangan anggaran dalam pekerjaan proyek tersebut.
Baca juga: Begini Penampakan Proyek WC Rp 7 Miliar di Majene, Anggaran Rp 15 Juta Per Unit
Total WC umum akan dibangun dari anggaran Rp 7 miliar tersebut 404 unit dengan rincian Rp 15 juta per unit.
Setiap KSM di wilayah masing-masing, minimal membangun 50 unit.
Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Majene, Mufli, mengungkapkan proyek ini ditargetkan rampung pada akhir Januari 2025.
"Kami terus memantau progres pengerjaan di lapangan agar target dapat tercapai sesuai jadwal," kata Mufli saat ditemui Tribun Sulbar.com di kantornya.
Lebih lanjut Mifli, proyek ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengelolaan limbah domestik, khususnya di pedesaan.
Tapi karena pembangunannya dinilai lambat, masyarakat pun mempertanyakan transparansi penggunaan anggaran serta kualitas pengerjaan.
Menanggapi sorotan tersebut, pihak PUPR Majene berjanji akan memastikan setiap KSM menyelesaikan tangki septik sesuai spesifikasi yang ditetapkan.
"Kami tidak akan mengabaikan laporan atau keluhan dari masyarakat. Tim pengawas akan melakukan evaluasi berkala untuk menjamin pelaksanaan berjalan sesuai aturan," tambah Mufli.
Dengan anggaran besar yang dikeluarkan, masyarakat berharap proyek ini tidak hanya selesai tepat waktu, tetapi juga memiliki kualitas yang baik demi manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat.(*)
Laporan wartawan Tribun Sulbar.com Anwar Wahab