Stunting Majene

Pola Makan Pengaruhi Kasus Stunting Anak-anak di Majene Usia Hingga 1 Tahun, Capai 36,87 Persen

Penulis: Anwar Wahab
Editor: Ilham Mulyawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi stunting.

TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE - Dinas Kesehatan (Dinkes) Majene mencatat prevalensi stunting di Kabupaten Majene masih tinggi capai 36,87 persen.

Penanggung Jawab Program Gizi Dinkes Majene, Sri Wahyuni mengatakan, merujuk pada data dari aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) Stunting di Majene capai 36,87 persen.

"Prevalensi stunting di Majene pada bulan Agustus 2024 capai 36,87 persen, meningkat dari angka tahun sebelumnya yang sebesar 36,47 persen," kata Sri Wahyuni kepada wartawan.

Menurutnya stunting paling sering terjadi pada anak-anak usia enam bulan hingga satu tahun, kemungkinan besar dipengaruhi oleh pola makan anak.

Lebih lanjut ia mengatakan, untuk mengatasi masalah ini, Dinkes Majene telah menjalankan serangkaian langkah preventif sejak 2023 hingga 2024. 

"Kami memaksimalkan program rutin gizi yang termasuk dalam Intervensi Gizi Spesifik. Langkah ini mencakup pemantauan konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) pada ibu hamil dan remaja putri, serta edukasi tentang pemberian MP-ASI dan ASI eksklusif kepada kelompok sasaran yang mengalami masalah gizi," lanjutnya.

Baca juga: Bawaslu Mamuju Usut Dugaan Pelanggaran Pemilu, Viral Siswa Bawa Spanduk Paslon

Baca juga: Ajarkan Anak Mandiri Keuangan Sejak Dini dengan Tabungan BRI Junio Rencana!

Selain itu, perencanaan dan persiapan untuk melaksanakan Program Pemantauan Tumbuh Kembang (PMT) lokal bagi balita dan ibu hamil pada bulan Juli juga menjadi fokus penting. 

"Langkah ketiga adalah memfasilitasi pelayanan kesehatan di posyandu dengan memenuhi kebutuhan alat ukur antropometri dan meningkatkan pelaksanaan kegiatan pendukung, seperti kelas ibu hamil dan kelas balita," tutupnya. (*)

Laporan wartawan Tribun Sulbar.com Anwar wahab