TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Pemungutan suara Pemilu 2024 Rabu 14 Februari 2024 telah usai.
Sejumlah lembaga survei termasuk Litbang Kompas telah merilis hasil hitung cepat atau quick count sejak kemarin pukul 15.00 WIB hingga sekarang Kamis 15 Februari 2024.
Hasilnya, dengan sampel masuk 93,95 persen hingga pukul 13.57 WIB hari ini, pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul jauh dari dua pasangan calon lainnya.
Prabowo-Gibran unggul dengan perolehan 58,60 persen versi hitung cepat Litbang Kompas.
Sementara pasangan nomor urut 01 Anies-Muhaimin 26 persen, Ganjar-Mahfud 16,14 persen.
Quick count atau hasil hitung cepat Kompas memprediksi bahwa Pemilihan Umum 2024, khususnya pada pemilihan presiden atau pilpres, akan berlangsung hanya dalam satu putaran.
Ini karena pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka unggul.
Berdasarkan hitung cepat yang dilakukan Litbang kompas dan dilakukan di 2000 TPS sampel, Litbang Kompas menyimpulkan data yang masuk sudah menunjukkan kestabilan.
Menanggapi hasil hitung cepat, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sulbar, mengimbau masyakat bersama-sama tetap menjaga situasi agar daerah ini tetap aman dan kondusif.
MUI mengimbau kepada pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden yang dinyatakan unggul berdasarkan hasil quick count agar tak memperlihatkan euforia berlebihan.
"Jika ditemukan permasalahan dan perselisihan, sebaik melakukan tabayyun," kata Sekum MUI Sulbar, M Sahlan kepada Tribun-Sulbar.com, Kamis (15/2/2024).
Sahlan meminta kepada seluruh lapisan masyarakat agar mempercayakan kepada penyelenggaran Pemilu dalam hal ini KPU untuk bekerja dengan baik dan amanah, menyelesaikan perhitungan perolehan suara hasil Pemilu 2024.
"Diharapkan semua tetap menghormati perbedaan, menjaga keharmonisan, merawat kerukunan dan persatuan dalam bingkai persaudaraan, karena kita semua adalah saudara yang cinta perdamaian. Saatnya kita rekonsiliasi setelah pesta demokrasi, NKRI harus tetap berdiri, yang terpenting kita tetap menunggu hasil resmi atau hasil rekapitulasi manual yang dilakukan KPU mulai dari tingkat PPS hingga pusat," imbuhnya.(*)