TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kabupaten Polewali Mandar (Polman), menyiapkan hadiah Rp100 juta dan tiga voucher umroh bagi nasabah yang tabungannya banyak di Bank Sampah Sipamandaq.
Bank Sampah Sipamandaq ini berada tepat di samping kantor DLHK Polman, Jl Kartini Kelurahan Pekkkabata, Kecamatan Polewali.
"Kalau ada nasabah bank sipamandaq yang tabungan sampahnya 500 kilogram, kita siapkan hadiah Rp100 juta itu, dan ada tiga voucher umrah yang diundi di akhir tahun," ujar Kepala Dinas (Kadis) DLHK Polman, Jumadil Tappawali, Rabu (24/1/2024).
Baca juga: 46 Ton Sampah Per Hari di Polman Ditimbun di Taman Pacuan Kuda
Baca juga: Pedagang Pasar Sentral Majene Keluhkan Sampah Busuk, Rutin Bayar Iuran Sampah Rp 5 Ribu
Disebutkan tabungan nasabah di bank sampah ini akan dicatat sejak Januari dan diundi di akhir tahun 2024.
Mereka yang tabungannya mencapai Rp 150 ribu yang telah ditimbang, dapat undian hadiah voucher umroh.
Begitu pula dengan total hadia Rp100 juta akan diundi bagi nasabah tabungannya terbanyak.
"Ini cara kita untuk motivasi agar masyarakat memilah sampahnya sejak keluar dari rumah," lanjutanya.
Jumadil mengajak seluruh masyarakat agar ikut terlibat menabung, tentunya dengan syarat sampahnya harus dipilah.
Bank Sampah Sipamandaq menerima sampah yang telah dipisahkan antara organik dan anorganik.
Hadiah ini kata Jumadil sebagai salah satu cara untuk memotivasi masyarakat memilah sampah.
Sekaligus cara untuk mengurangi tumpukan sampah yang selama ini selalu meresahkan lantaran berbau.
"Kami juga melayani penjemputan sampah, masyarakat sisa memilah dan menyimpannya di rumah," ungkapnya.
Ia menambahkan warga yang hendak jadi nasabah dapat membuat buku tabungan di bank Sampah Sipamandaq.
Dengan cara telah membawa sampahnya yang sudah melalui pemilahan atau pemisahan.
Bank sampah Sipamandaq ini menerima sampah yang telah dipilah, dipisahkan antara sampah organik dan anorganik.
Sampah organik mudah terurai seperti sisa makanan, daun, ranting dapat diproses menjadi pupuk kompos.
Sementara anorganik sulit terurai, seperti plastik, kaleng, styrofoam yang harus didaur ulang. (*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli