TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Pihak manajemen perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mamuju enggan memberikan komentar terkait aksi unjuk rasa dan blokade jalan pintu masuk Kantor PLTU Mamuju.
Warga Dusun Talaba, Desa Belang-belang, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), melakukan aksi unjuk rasa lantaran PLTU tidak menepati janji untuk memberikan kompensasi perbaikan atap rumah warga.
Puluhan atap rumah warga rusak bocor-bocor dan sudah setahun menunggu kompensasi yang dijanjikan tak kunjung terealiasasi.
Hingga kini Tribun-Sulbar.com terus berupaya mengkonfirmasi manajemen PLTU Mamuju, akan tetapi enggan menjawabnya.
Pesan WhatsApp dari Wartawan Tribun-Sulbar.com tidak direspon bahkan hanya dibaca.
Hingga berita ini ditulis Manajemen PLTU Mamuju bernama Dini belum memberikan keterangan apapun kepada wartawan.
Diketahui,warga Dusun Talaba, Desa Belang-belang, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), telah merasakan dampak buruk dari PLTU Mamuju.
Seorang warga setempat Wandi mengaku, banyak warga yang mengalami gatal-gatal diduga dampak pencemaran lingkungan PLTU.
Tidak hanya gatal-gatal,atap rumah warga pun bocor-bocor akibat keberadaan PLTU Mamuju yang selama ini dianggap merusak lingkungan.
"Dulu sebelum ada ini (PLTU) kami baik-baik saja, tapi setelah berapa tahun berdirinya PLTU warga banyak mengalami gatal-gatal," ungkap Wandi saat dihubungi Tribun-Sulbar.com, via telepon, Rabu (4/10/2023).(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com Abd Rahman