TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Pengurus Organisasi Angkutan Darat (Organda) Polewali Mandar (Polman) menolak kehadiran driver online Maxim beroperasi di Polman.
Hal itu setelah banyaknya laporan dari para sopir angkutan umum atau yang sering disebut sopir pete-pete.
Para sopir pete-pete mengaku khawatir jika driver Maxim mulai beroperasi secara online dapat menjadi pesaing baru.
"Kita khawatir ke depannya mobil pete-pete tergerus, kalah saing, akhirnya hilang, itu dapat menambah pengangguran baru," terang ketua Organda Polman, Kosliman kepada wartawan.
Ia mengatakan beberapa hari terakhir ini ada dua unit driver Maxim yang sempat beroperasi di Polman.
Sementara di Kabupaten Mejene, sudah ada puluhan driver yang mulai beroperasi mengambil penumpang.
Bahkan kata Kosliman, ada beberapa driver Maxim dari Majene yang menyeberang ke Tinambung, Polman.
Membuat para sopir pete-pete di Polman geram dan menghadang driver Maxim di perbatasan Tinambung.
"Tapi kami imbau untuk tidak anarkis, intinya kami menolak belum lagi dia tidak punya izin," lanjut Kosliman.
Ia menyebut driver Maxim tidak memiliki izin di Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Polman.
Sehingga, jajaran pengurus Organda Polman menolak Maxim untuk beroperasi mengambil penumpang.
Koslimin menambahkan kehadiran driver Maxim juga akan berdampak ke para tukang becak motor atau angkutan darat lainnya.
Salah satu sopir mobil yang ditemui di Pasar Sentral Pekkabata, Polman Afdal juga mengaku khawatir.
Afdal menyebut selama ini sopir pete-pete sudah cukup kesulitan untuk mendapat penumpang.
"Ini kita dari tadi pagi belum jalan dari Polewali ke Wonomulyo, karena tidak ada penumpang," terang Afdal kepada wartawan.
Warga Madatte ini mengatakan jika Maxim mulai beroperasi, para penumpang dapat beralih.
Lalu membuat para sopir pete-pete kehilangan pemasukan dan akhirnya tersingkirkan.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli