Lautan Sampah Kanal Binanga

Soal Lautan Sampah, Lurah Binanga: Usulan Bak Sampah di Program Marasa Pemprov Dibatalkan

Penulis: Abd Rahman
Editor: Habluddin Hambali
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi lauatan sampah di Jl Maccirani, Kelurahan Binanga, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar).(Rahman)

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Lurah Binanga Firman Syah merespon soal lautan sampah di Jl Macciranai, Kelurahan Binanga, Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar). 

Lautan sampah tersebut membuat warga merasa resah karena menganggu kenyamanan lingkungan di area pemukiman. 

Firma Syah mengaku, penanganan sampah tersebut sudah masuk dalam program Marasa di Provinsi Sulbar. 

"Sudah masuk dulu di program Marasa pengadaan bak sampah dan mesin pencatat sampah, semua tim kami persiapkan waktu itu," ungkap Firman kepada Tribun-Sulbar.com, Kamis (8/6/2023). 

Namun, seketika keluar dari keputusan dari provinsi ternyata program untuk penanganan sampah itu dibatalkan. 

"Program Marasa ini dibatalkan pada tahun 2022 lalu, makanya sekarang kita program tahun ini," kata dia. 

Firman menyatakan, untuk program tahun ini sudah diusulkan lagi untuk pengadaan bak sampah, tapi sampai sekarang belum juga turun. 

Menurut dia, tumpukan sampah itu merupakan sampah buangan warga sekitar dan juga di bawa oleh air pasang laut. 

"Banyak juga sampah kiriman dari hulu, apalagi saat terjadi air pasang," ujar dia. 

Selain itu kesadaran masyarakat juga untuk membayar iuran sampah juga jadi kendala bagi petugas. 

"Ini juga jadi kendala tidak sedikit warga yang malas iuran sampah ketika petugas menagih," bebernya. 

Hingga saat ini, Tribun-Sulbar.com terus berupaya untuk menghubungi pihak DHLK namun belum ada jawaban. 

Lautan Sampah di Kanal Macciranai Binanga  

Luatan sampah memenuhi kanal di kawasan pemukiman warga di Jl Maccirani, Kelurahan Binanga, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar). 

Pantauan Tribun-Sulbar.com, Kamis (8/6/2023) sepanjang aliran kanal dipenuhi berbagai jenis sampah dari plastik. 

Seperti sampah botol plastik, popok bayi dan bekas makanan yang di buang warga. 

Tak hanya itu, air kanal sudah berwarna hijau akibat dari lauatan sampah tersebut. 

Aroma sampah yang tidak sedap itu menyebar sampai ke pemukiman warga sekitar. 

Warga terpaksa membuang sampah ke kanal lantaran di sekitar pemukiman tidak tersedia tempat sampah. 

Selain itu sampah kiriman dari hulu ke hilir juga menjadi penyebab tumpukan sampah menjadi banyak. 

Sekitar 500 meter lautan sampah itu memenuhi kanal itu. 

Warga setempat Muhammad Afdal mengaku, sudah hampir 10 tahun kanal menjadi lauatan sampah di area pemukiman warga. 

"Dulu dua kali setahun sampah disini dibersihkan, tapi sampai sekarang ini tidak ada lagi perhatikan," kata Afdal saat ditemui wartawan, Kamis.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Abd Rahman