TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Padangan buah Pasar Regional Sulawesi Barat (Sulbar) atau lebih dikenal pasar baru, mengeluh soal relokasi Dinas Perdagangan (Disdag) Mamuju.
Menurut para pedagang buah, lokasi relokasi menyulitkan berjualan karena dalam gang sepi.
"Kami rencanakan dipindahkan ke belakang (lokasi sekitar pasar), tempatnya becek dan tidak cocok untuk berjualan buah," ujar salah seorang penjual buah, Hasyim (38) di lapak dagangannya, Senin (15/5/2023).
Selain itu, Hasyim mengatakan tidak ada fasilitas layak dari pemerintah di lokasi pemindahan.
Kata dia, setidaknya masyarakat merasa nyaman jika ingin melakukan penertiban.
"Listrik, air, tidak ada disediakan, ukuran lapak juga hanya seluas 2x3 meter, lalu bagaimana kami bisa berjualan," sebutnya.
Hasyim mengungkapkan, mulanya dinas terkait datang menawarkan bantuan terhadap pedagang.
Akan tetapi, tawaran yang disampaikan ternyata kesediaan penggusuran.
"Kami kecewa dan merasa ditipu, saya pikir kita akan diberikan bantuan," singkat pria yang sudah menjual buah di lokasi itu sejak tahun 2017 silam.
Di tempat yang sama, Titi (50) juga mengungkapkan kesedihannya karena terpaksa harus digusur.
"Kami tidak ikhlas, dan ini pemaksaan," pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas (Kadis) Perdagangan Mamuju, Abd Syahid Pattoeng mengatakan, hari ini adalah batas terakhir yang diberikan pemerintah daerah terhadap para pedagang untuk membongkar lapak secara mandiri.
Pihaknya memahami, pedagang harus mendapatkan lokasi untuk pindah, sehingga Disdag Mamuju menyiapkan lahan tidak jauh dari pasar.
"Dari jumlah pedagang yang ada, kami sudah siapkan bahkan lebih," ujarnya.
Kepala Bidang (Kabid) Penguatan Distribusi Perdagangan, Disdag Mamuju, Imam Kholil menjelaskan total pedagang yang akan mendapat relokasi sebanyak 48 lapak.