TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Pengamat Politik dan Pemerintahan Unsulbar Muhammad menilai sejak awal sudah terjadi perpecahan antara ABM dan ENNY memimpin Sulbar.
Hal tersebut, disampaikan saat menghadiri acara diskusi di Tribun-Sulbar.com dengan program "Bicara Sulbar", Senin (16/5/2022) malam.
"Sejak awal sudah terjadi keretakan keduanya dalam memimpin Sulbar. Salah satu contohnya acara syukuran keduanya berbeda tempat padahal seharusnya sama," kata Muhammad.
Begitupun, setiap kebijakan pemerintahan juga keduanya jarang terlibat bersama.
Selain itu, ucapan-ucapan yang nampak di masyarakat banyak Gubernur bersama Ketua Penggerak PKK saja.
"Mereka masing-masing memiliki kubu politik masing-masing dan ini juga terjadi pada pemerintahannya OPDnya. Jadi salah satu kelemahan dalam kepemimpinannya tidak terjadi kolaboratif yang baik," ungkap Muhammad.
Meskipun, disadari pandemi Covid-19 melanda Indonesia termasuk recofusing anggaran dimana-mana tentu mempengaruhi pembangunan.
Ditambah lagi, Sulbar menghadapi bencana alam gempa bumi 15 Januari 2021 lalu yang perlu tenaga dan pikiran serta anggaran untuk bangkit kembali.
"Pemulihan pasca gempa infrastruktur, bantuan ke masyarakat dan kantor harus dipercepat. Secara umum agak berat tapi secara objektif begitulah keadaannya," bebernya.
Selain itu, keretakan ABM-ENNY sejak awal bisa ditafsirkan kegagalannya.
Karena tidak lazim seperti daerah lainnya.
"Ini memang secara etika melanggar sebenarnya. Tapi inilah yang terjadi sekarang di pemerintahan," tandasnya.(*)