Liga Italia

Inter Ingin Buat AC Milan Sakit Hati, Simone Inzaghi: Nerazzurri Bisa Pertahankan Trofi Scudetto

Penulis: Suandi
Editor: Ilham Mulyawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ekspresi Simone Inzaghi pada laga pekan ke-24 Liga Italia yang mempertemukan Inter Milan vs AC Milan di Stadion Giuseppe Meazza, Minggu (6/2/2022). Inter Milan asuhan Simone Inzaghi takluk 1-2 dari AC Milan.

TRIBUN-SULBAR.COM - Inter Milan siap memberikan sakit hati kepada AC Milan di pekan terakhir Serie A, kasta tertinggi Liga Italia musim 2021/2022 dalam perebutan gelar juara musim ini.

Pasalnya, menilik situasi papan klasemen sementara Liga Italia musim 2021/2022, sang kampiun baru bisa diketahui pada pekan penghabisan.

Saat ini, AC Milan memimpin klasemen Liga Italia musim 2021/2022 dengan torehan 83 poin.

Sedangkan, Inter Milan menempel secara ketat berkat mengantongi 81 angka.

Pada laga pekan ke 38, Liga Italia musim 2021/2022 yang dijadwalkan beregulir pada 22 Mein 2022 mendatang, Inter Milan akan menjamu Sampdoria, sementara AC Milan berkunjung ke markas Sassuolo.

Bek Cadiz Carlos Akapo (kiri) berduel dengan pemain Real Madrid Lucas Vazquez dalam laga lanjutan Liga Spanyol musim 2021-2022 di Stadion Nuevo Mirandilla, Cadiz, Spanyol, pada Senin (16/5/2022) dini hari WIB. (kompas.com)

Baca juga: AC Milan & Inter Milan Kompak Kantongi 3 Poin, Nerazzurri Teror Rossoneri di Puncak Klaasemen

Baca juga: Menangi Laga Derby della Madonnina, Inter Milan Menjejaki Final Copa Italia, Martinez Semringah

Dikutip dari Football Italia pada Senin (16/5/2022), Simone Inzaghi masih yakin jika anak asuhnya bakal mengkudeta posisi puncak yang dihuni AC Milan pada pekan terakhir Serie A.

"Tak mudah setelah kemenangan Milan, namun Inter bermain sangat bagus melawan tim yang bermasalah di kandang mereka sendiri."

"Saya memberikan selamat kepada pemain, sebab ini tidak bisa diabaikan begitu saja, terutama setelah bermain selama 120 menit pada hari Rabu," kata Simone Inzaghi.

Menyoal laga pekan terakhir di kompetisi tertinggi Liga Italia musim ini, Simone Inzaghi adalah orang yang paling berpengalaman akan hal itu.

Pasalnya, pelatih dari Inter Milan pernah mengalaminya sendiri. Persisnya saat ia masih menjadi pemain Lazio.

Musim 1999/2000, Simone Inzaghi sukses membawa Lazio merengkuh mahkota jutaa Liga Italia usai menumbangkan Juventus pada pekan pamungkas Liga Italia.

Kala itu, Lazio tim dari Simone Inzaghi menghuni posisi kedua papan klasemen sementara Liga Italia dengan mengantongi 69 poin.

Sedangkan, Juventus memimpin klasemen dengan mengoleksi 71 poin.

Jadwal pekan terakhir saat itu mempertemukan Lazio versus Reggina, sementara Juventus mesti bertandang ke Renato Curi, markas Perugia.

Lazio tanpa kesulitan menekuk Reggina 3-0 dengan Simone Inzaghi muncul sebagai pembuka pesta gol timnya di Olimpico.

Di Renato Curi, tragedi terjadi. Arena laga diguyur hujan lebat.

Wasit legendaris yang memimpin pertandingan, Pierluigi Collina, sampai menunda babak kedua selama 82 menit karena lapangan Renato Curi berubah menjadi seperti kolam renang lantaran tergenang air.

Saat laga babak kedua Perugia vs Juventus diputuskan dimulai, skor masih menunjukkan angka 0-0. Namun, memasuki menit keempat interval kedua, Alessandro Calori memicu petaka Juventus.

Calori mencetak gol dan Juventus asuhan Carlo Ancelotti kesulitan mengembangkan permainan di permukaan lapangan Renato Curi yang masih tergenang air hujan.

Tragedi buat Juventus, raihan trofi untuk Lazio. Laga di Renato Curi berkesudahan 1-0 untuk kemenangan Perugia.

Juventus pun mesti merelakan gelar juara Liga Italia 1999/2000 ke tangan Lazio yang tentu mesti menunggu lebih dari sejam untuk mengetahui hasil akhir sang rival.

Kisah tragedi Juventus di Renato Curi itulah yang menjadi landasan keyakinan Simone Inzaghi dalam kapasitasnya kini sebagai pelatih Inter Milan.

Simone Inzaghi menyebut Sassuolo bisa saja mengejutkan AC Milan, layaknya pada duel pertama, di mana mereka membawa pulang kemenangan 3-1 dari San Siro.

"Sassuolo adalah tim yang sangat bagus, mereka punya banyak individu bertalenta. Saya memperkirakan akhiran yang sangat terbuka untuk scudetto, posisi zona Eropa, dan degradasi. Sekarang kami di sini, kami harus habis-habisan," tuturnya.

Sang pelatih Inter Milan yakin timnya mampu memberikan sakit hati hebat buat AC Milan yang kini hanya butuh tambahan satu poin untuk mengunci status kampiun Serie A.

"Tentu, kami tertinggal, jadi kami butuh kemenangan dan mereka kalah. Itu pernah terjadi sebelumnya. Saya juara bersama Lazio ketika kami dua poin tertinggal dan Juventus kalah dari Perugia. Jadi, itu bisa terjadi lagi," pungkasnya.

(Tribun-Sulbar.com/Al Fandy Kurniawan)