Berita Polman

Basri, Honorer 21 Tahun di Polman, Anak Putus Sekolah Karena Ekonomi, Harap Bantuan Bedah Rumah

Ia tinggal di rumah berdinding papan dan seng bekas berukuran 6x6 meter di Lingkungan Gernas, Kelurahan Madatte, Kecamatan Polewali.

Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Nurhadi Hasbi
Tribun-Sulbar.com/Fahrun Ramli
HONORER - Basri saat menunjukkan dinding rumahnya, dia berharap dapat bantuan bedah rumah, ditemui di Lingkungan Gernas, Kelurahan Madatte, Kecamatan Polewali, Polman, Jumat (22/8/2025). 

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Basri, tenaga honorer di Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, telah mengabdi selama 21 tahun. 

Namun hingga kini, nasibnya belum juga membaik.

Pria kelahiran 1982 itu mulai bekerja sebagai honorer sejak 2004.

Saat itu, ia menerima gaji Rp650 ribu per bulan.

Baca juga: BREAKING NEWS: Kios Terbakar di Majene Ledakan Buat Warga Panik Berhamburan

Kini, penghasilannya hanya naik menjadi Rp1 juta per bulan.

Dengan penghasilan pas-pasan, Basri menghidupi istri dan tujuh anak.

Ia tinggal di rumah berdinding papan dan seng bekas berukuran 6x6 meter di Lingkungan Gernas, Kelurahan Madatte, Kecamatan Polewali.

Rumahnya juga masih lantai kasar, dan belum memiliki meteran listrik.

Atapnya pun ditambal dari seng bekas yang sudah usang.

“Katanya rumah saya sudah beberapa kali difoto untuk program bedah rumah, tapi sampai sekarang belum pernah terealisasi,” ucap Basri kepada Tribun-Sulbar.com, Jumat (22/8/2025).

Setiap hari, ia menempuh perjalanan ke kantor Bupati Polman dengan sepeda motor tua.

Di luar jam kerja, Basri juga mencari nafkah tambahan sebagai buruh bangunan.

Anak pertamanya telah tamat SMA namun belum bekerja. 

Sementara anak bungsunya masih berusia 1,5 tahun.

Salah satu anaknya yang duduk di kelas dua SMK bahkan terpaksa putus sekolah karena keterbatasan biaya.

Basri berharap rumahnya bisa masuk dalam program bedah rumah dari pemerintah.

Ia juga ingin mendapat kesempatan diangkat sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) paruh waktu.

“Saya sudah empat kali ikut tes ASN dan PPPK, tapi tidak pernah lulus. Kalau memang ada peluang pengangkatan, mohon dipertimbangkan. Saya sudah 21 tahun mengabdi,” ujarnya.

Basri juga sempat tercatat sebagai honorer kategori K1. 
Namun, namanya kemudian tergeser ke kategori K2 tanpa penjelasan.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved