2 Mortir Ditemukan, Sejarawan Ungkap Ulumanda Majene Dulu Jalur Gerilyawan

TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE – Sejarawan dan budayawan Mandar, Ridwan Alimuddin menduga, dua mortir yang ditemukan di kebun milik warga di Dusun Kolehalang, Desa Panggalo, Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Minggu (3/8/2025) sore merupakan peninggalan perang masa lalu. 

Ridwan mengatakan Ulumanda dulunya, pernah menjadi jalur strategis dalam peristiwa sejarah.

Terutama saat masa-masa perjuangan kemerdekaan hingga pemberontakan DI/TII.

Baca juga: Tim Brimob Polda Sulbar Diterjunkan ke Lokasi Penemuan 2 Mortir di Ulumanda Majene

Baca juga: BREAKING NEWS: Warga Dusun Kolehalang Ulumanda Majene Temukan 2 Benda Diduga Mortir di Kebun

“Itu jalur gerilya. Tapi perlu ditahu dulu itu mortir masa perang merebut dan mempertahankan kemerdekaan atau sisa amunisi pemberontakan DI/TII. Kampung itu jalur tikus di pedalaman dari pesisir menuju Ulu Salu,” jelas Ridwan.

Sehingga untuk mengetahui konteks sejarah dari benda tersebut, diperlukan informasi penting seperti tahun pembuatan dan jenis amunisi.

“Bisa jadi memang sisa amunisi para pejuang Mandar di masa melawan Belanda, bisa juga amunisi para pemberontak DI/TII atau sebaliknya, amunisi pasukan pemerintah yang membasmi pemberontakan,” terangnya. 

Diberitakan sebelumnya, dua benda yang diduga mortir ditemukan seorang petani di kebunnya di Dusun Kolehalang, Desa Panggalo, Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Minggu (3/8/2025) sore.

Temuan ini menghebohkan warga sekitar. 

Belum diketahui secara pasti apakah kedua mortir itu masih aktif atau tidak.

Seorang warga, Pahri, mengatakan penemuan terjadi sekitar pukul 17.00 WITA.

“Petani temukan dua benda seperti mortir di kebun, sore tadi sekitar lima,” ujar Pahri saat dihubungi TribunSulbar.com, Minggu malam.

Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari aparat kepolisian maupun instansi terkait mengenai jenis, asal-usul, dan kondisi aktif tidaknya mortir tersebut.

Tim gegana Brimob Polda Sulbar sudah terjun ke lokasi untuk mengecek temuan tersebut. (*)