Berita Majene
Pedagang Pasar Sentral Majene Pertanyakan Keamanan Pasar Usai 5 Kios Dibobol Maling
Pedagang mendesak agar pihak pengelola pasar dan instansi terkait segera mengevaluasi sistem keamanan serta menyampaikan laporan transparan penggunaa
Penulis: Anwar Wahab | Editor: Munawwarah Ahmad
TRIBUN-SULBAR.COM MAJENE, – Para pedagang di Pasar Sentral Majene kembali dibuat resah.
Sistem keamanan pasar yang dinilai tidak efektif menjadi sorotan, setelah lima lapak di lantai dua pasar dibobol secara bersamaan, Kamis (19/6/2025) malam. Pembobolan terjadi sekitar pukul 17.00 WITA.
Pelaku mencungkil dan merusak pintu lapak sebelum menggondol puluhan pakaian wanita dan anak-anak.
Baca juga: Truk Sudah Bisa Melintasi Lokasi Longsor di Karossa Mamuju Tengah, Masih Pembersihan
Baca juga: Bank Indonesia Sulbar Sukses Gelar KKE dan PES 2025, Komitmen dan Panggung UMKM
“Modusnya mendorong dan mencungkil pintu. Total ada lima ruko yang dibobol. Barang yang hilang didominasi pakaian. Kerugian ditaksir Rp 1,5 juta,” kata Kasat Reskrim Polres Majene, AKP Laurensius M. Wayne, Jumat (20/6/2025).
Namun, pencurian ini bukan sekadar soal kerugian materi. Pedagang ramai-ramai menyuarakan kekecewaan terhadap sistem keamanan pasar yang dinilai tak sebanding dengan iuran yang mereka bayarkan setiap bulan.
Seorang pedagang Maya, meluapkan kekesalannya, menurutnya kabar tersebut sangat membuatnya kecewa lantaran ia beserta pedagang lainya selalu membayar iuran keamanan.
“Hampir tiap malam ada pembobolan. Yang paling parah ini, lima penjual sekaligus. Mana ini keamanan? Tiap bulan kami bayar!” kata Maya kepada wartawan, saat ditemui di pasar Sentral Majene, Minggu (22/6/2025).
Menurutnya Iuran keamanana dipertanyakan para pedagang itu, iuran untuk keamanan dan kebersihan sebesar Rp 10 ribu per bulan, di luar biaya retribusi kios dan los yang berkisar antara Rp 7 ribu hingga Rp 15 ribu per bulan.
Dengan ratusan kios dan los aktif, dana yang terkumpul dari pasar ini setiap bulan terbilang signifikan.
Namun para pedagang menilai, layanan keamanan yang diberikan tidak sebanding dengan dana yang mereka setor.
“Kami ini rutin bayar tiap bulan, tapi kenyataannya tidak ada petugas yang berjaga saat malam. Kalau keamanan tidak bekerja, buat apa kami bayar?” ujar seorang pedagang lainnya kepada wartawan.
Mereka juga mengungkap bahwa kasus pencurian telah terjadi berulang dalam beberapa bulan terakhir, namun tak kunjung ada kejelasan maupun tindakan tegas dari pihak pengelola pasar.
Pedagang mendesak agar pihak pengelola pasar dan instansi terkait segera mengevaluasi sistem keamanan serta menyampaikan laporan transparan penggunaan dana iuran keamanan.
“Ini harus diaudit. Ke mana uang yang kami bayar tiap bulan? Jangan sampai kami terus-menerus jadi korban,” tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pengelola pasar. Sementara polisi menyatakan penyelidikan masih berlangsung dan mengimbau para pedagang tetap tenang.
Laporan wartawan Tribun Sulbar.com Anwar Wahab
Tolak Perusahaan Tambang, HMI Majene Akan Demo Dinas ESDM Sulbar |
![]() |
---|
1.757 Anak Tidak Sekolah di Majene, Disdikpora Genjot Program Paket A, B, dan C |
![]() |
---|
Meski Kuota Penuh Orang tua di Majene Bersikeras Sekolahkan Anaknya di SDN 20 Rangas |
![]() |
---|
Aliansi Titik Merah Demo Polres Majene, Desak Bongkar Mafia SIM dan Tindak THM |
![]() |
---|
Mentan Amran Jadikan Majene 'Kabupaten Bawang' di Sulbar, Pasok KTI Target Pembibitan 100 Hektare |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.