Sertifikasi Pendakwah

Masjid Istiqlal Yudisium 38 Kader Ulama di Tengah Ramai Soal Sertifikasi Pendakwah

Program ini biasanya dilakukan oleh lembaga resmi seperti Kementerian Agama, Majelis Ulama Indonesia (MUI), atau organisasi Islam lainnya.

Editor: Nurhadi Hasbi
Istimewa
Menteri Agama sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta bersama Presiden Prabowo Subianto 

TRIBUN-SULBAR.COM - Fenomena sertifikasi pendakwah kembali menjadi perbincangan publik, terutama setelah Gus Miftah, seorang dai kondang di Indonesia, menjadi sorotan dalam beberapa isu dakwah yang viral.

Gagasan sertifikasi pendakwah sendiri telah lama menjadi wacana di Indonesia, dan relevansinya terus berkembang seiring dengan tantangan dakwah di era modern, termasuk penyebaran hoaks dan radikalisme.

Sertifikasi pendakwah adalah proses pengakuan formal terhadap kompetensi seorang pendakwah, baik dalam aspek keilmuan agama, kemampuan komunikasi, maupun pemahaman terhadap konteks sosial dan kebangsaan.

Baca juga: Imam Besar Masjid Istiqlal Perkenalkan Program LPDP-PKUMI di Depan Paus Fransiskus

Program ini biasanya dilakukan oleh lembaga resmi seperti Kementerian Agama, Majelis Ulama Indonesia (MUI), atau organisasi Islam lainnya.

Sertifikasi pendakwah diharapkan meningkatkan kompetensi dan kualitas dakwah.

Memastikan pendakwah memiliki pemahaman yang benar tentang ajaran Islam dan metode dakwah yang efektif.

Mendorong Moderasi Beragama
 
Sertifikasi dapat menjadi alat untuk mempromosikan pendekatan dakwah yang damai, inklusif, dan tidak memecah belah masyarakat, mengurangi penyebaran paham ekstrem, menghindari penyalahgunaan mimbar dakwah untuk menyebarkan ideologi radikal atau intoleransi, dan membangun kepercayaan publik.

Dengan adanya sertifikasi, masyarakat dapat lebih percaya kepada pendakwah yang sudah terverifikasi secara keilmuan dan moral.

Urgensi sertifikasi pendakwah disoroti oleh anggota Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Maman Imanul Haq Anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Maman meyampaikan kegelisahannya terkait pentingnya sertifikasi pendakwah kepada Menteri Agama Republik Indonesia (Menag RI) pada Rapat Kerja Menag RI, Kepala Badan Penyelenggara Haji (BPH) dan Kapala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).

“Saya ingin menegaskan kembali yang hari ini sedang viral (kasus Gus Miftah), Kementerian Agama harus serius soal literasi keagamaan. Baik itu pegawai Kementerian Agama, baik itu seluruh elemen di pendidikan, keagamaan, perpustakaan masjid, terutama para Dai. Saya tadi di Media mengatakan bahwa sertifikasi Dai itu sangat urgen hari ini”, jelas Maman, Rabu 4 Desember 2024 lalu.

Tegasnya lagi “Jangan sampai seorang Dai melakukan, yang namanya, penghinaan terhadap seorang tukang es teh dan lain sebagainya. Termasuk juga, kita disuguhi oleh para Dai hanya ngomong soal humorlah, candaan. Tidak ada sama sekali referensi keagamaan, berbasis referensi Quran, Hadist atau nilai-nilai klasik seperti itu," jelasnya.

“Jadi ini tolong agak serius”, tegas politisi PKB menambahkan.

Selain itu, menyikapi pemunduran diri Utusan Khusus Presiden Gus Miftah, Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa pemerintah akan segera mencari sosok yang tepat.

Sedangkan terkait usulan sertifikasi bagi juru dakwah, Kepala Negara menyebut akan melibatkan berbagai pihak untuk memberikan masukan.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved