Sulbar Siaga Bencana

Status Siaga Darurat Bencana Sulbar Berlaku 131 Hari Hingga Maret 2025

Sulbar masuk dalam kategori Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) yang tinggi di Indonesia, sehingga kewaspadaan harus ditingkatkan

Editor: Ilham Mulyawan
HUMAS PEMPROV SULBAR
Pj Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin saat menyampaikan sambutan 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Status siaga darurat bencana hidrometeorologi basah dan ancaman gempa megathrust telah ditetapkan di Sulawesi Barat oleh Pj Gubernur, Bahtiar Baharuddin.

Penetapan ini berdasarkan Keputusan Gubernur Sulawesi Barat Nomor 1334 Tahun 2024 Tentang Penetapan Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi Basah dan Ancaman Gempa Megathrust di Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2024.

Surat yang diterbitkan pada Sabtu (23/11/2024) ini berisi keputusan, atau penetapan status status siaga darurat bencana hidrometeorologi selama 131 hari terhitung 23 November hingga Maret 2025.

Artinya, status ini berlaku kurang lebih empat bulan lamanya.

"Status Siaga Darurat Bencana sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU (hidrometeorologi) selama 131 hari terhitung mulai tanggal ditetapkan sampai dengan Bulan Maret 2025," demikian keterangan dalam surat keputusan tersebut.

Pj Bahtiar Baharuddin mengatakan, ia mengeluarkan status darurat agar masyarakat selalu siaga.

Alasannya, saat ini Sulbar sudah memasuki musim penghujan dan beberapa wilayah berpotensi terjadi longsor.

"Siaga statusnya, ya. Kita ini dihadapkan pada kondisi hujan deras terus menerus dan saya mengalami langsung. Waktu saya ke Nosu, Mamasa beberapa waktu lalu, saya lewat bahkan longsor. Makanya daerah kita Sulbar ini, banyak sekali potensi longsor dan bencana alam," ungkap Bahtiar saat ditemui di RSUD Sulbar di Mamuju, Minggu (24/11/2024).

Menurutnya, Sulbar masuk dalam kategori Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) yang tinggi.

Baca juga: Sepekan, 4 Hewan Reptil Ditangkap di Babana Mamuju Tengah 3 Buaya dan 1 Ular Piton

Baca juga: Kerancuan Statistik: Sebuah Potret dengan Banyak Sudut Pandang

Sehingga, masyarakat harus selalu bersiap atas segala potensi bencana alam yang kapan saja bisa terjadi.

"Kita ini masuk dalam IRBI yang selalu saya omongin. Daerah yang Indeks risiko bencananya sangat tinggi. Inikan namanya siaga, kesiap-siagaan. Hari Senin nanti kita akan lanjutkan lagi dengan kegiatan apel sore kesiap-siagaan bencana," sambungnya.

Namun, Bahtiar menyangkan, Sulbar dengan indeks risiko bencana tinggi masih memiliki banyak keterbatasan. Baik personel, sarana dan prasarana, hingga sumber daya.

"Memang Sulbar ini, kita memiliki keterbatasan personel, keterbatasan alat, dan sumber daya. Masyarakat kita ini, penyebaran penduduknya tidak merata, ada yang di gunung-gunung, di lembah, jauh-jauh. Jadi, otomatis kita harus siaga," tegasnya.

Dirjen Politik dan Pemerintah Umum Kemendagri itu mengatakan, kesiapsiagaan ini juga sekaligus untuk mendukung pelaksanaan pilkada di Sulbar.

"Dalam kondisi emergency misalnya, untuk keadaan tertentu misalnya kita berdoa kepada Allah semoga tidak terjadi, terjadi sesuatu misalnya di TPS tertentu, tim penanggulangan bencana juga menjadi supporting di samping TNI/Polri Jadi, multifungsi nih," ungkapnya.

Untuk itu, Bahtiar mengimbau masyarakat meningkat kewaspadaan di musim hujan saat ini. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved