Pilkada Polman 2024

Beasiswa PIP Tidak Tepat Sasaran, Andi Bebas: Harus Diperbaiki, Masa Ada Anak Pejabat yang Dapat

Selain masalah pendidikan, warga juga banyak curhat masalah sampah hingga ketersediaan pupuk bagi para petani di desa itu.

Editor: Nurhadi Hasbi
Tim Media Besti
Calon Bupati Polman Andi Bebas Manggazali saat menyapa warga 

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Program Indonesia Pintar (PIP) yang dianggap salah satu andalan pemerintah dalam menekan angka putus sekolah, ternyata belum dirasakan manfaatnya oleh sejumlah masyarakat di Polewali Mandar (Polman).

Salah satunya dialami seorang ibu rumah tangga di Desa Sumberejo, Kecamatan Wonomulyo. Ia menyampaikan keluhannya itu saat menghadiri acara kampanye pasangan nomor urut 2 Andi Bebas Manggazali di Desa Sumberejo, pada Selasa, 15 Oktober 2024.

"Pak Bebas, anak saya mau kuliah tapi tidak punya biaya, tolong perhatiannya nanti bapak menjadi bupati,” kata seorang ibu berjilbab saat menanggapi penyampaian program BESTI yang disampaikan Ketua Tim Pemenangan Nasional Pilkada, M Fardian.

Baca juga: Soroti Kesenjangan, Ini Konsep Pembangunan Desa ala Andi Bebas Manggazali

Menanggapi pertanyaan itu, Andi Bebas Manggazali menyampaikan, sektor pendidikan sudah menjadi salah satu perhatian utama baginya bersama Siti Rahmawati ketika terpilih sebagai Bupati dan wakil Bupati Polman.

Menurutnya, hal pendidikan diakui sudah dicanangkan oleh pemerintah pusat melalui program PIP. Hanya saja, kata dia, realisasinya tidak yang tidak tepat sasaran.

"Ini yang harus diperbaiki, masa ada anak pejabat dapat, sedangkan ada anak dari keluarga tidak mampu tidak dapat," ucapnya.

Selain masalah pendidikan, warga juga banyak curhat masalah sampah hingga ketersediaan pupuk bagi para petani di desa itu.

"Ini sampah masalah sangat krusial pak, kalau masyarakat buang sampah tidak pada tempatnya, ini karena pemerintah tidak siapkan tempatnya," ucap Agus salah seorang warga.

Agus berharap ada perhatian pemerintah, terkhusus kepada calon kepala daerah yang terpilih nantinya pada Pilkada mendatang .

Selain itu, warga juga curhat masalah ketersediaan pupuk bagi para petani. Petani Desa Sumberjo mengaku kerap kesulitan mendapatkan pupuk. Jika pun ada, harganya sulit dijangkau warga, karena harganya sangat mahal.

"Ini masalah pupuk susah pak, harus pakai kartu, bagaimana kalau tidak punya kartu tidak bisa beli, memang ada di tempat lain tapi harganya mahal," ucapnya. (*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved