Kata Pengamat Politik Unsulbar soal Debat Capres Putaran Terakhir, Ganjar Anies Makin Mesra

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Pengamat politik Universitas Sulawesi Barat (Sulbar) Muhammad melihat sebenarnya banyak moment klimaks bagi para kandidat calon presiden untuk bisa saling serang pada debat terakhir, Minggu (4/2/2024).

Menurut Muhammad debat capres terakhir sebenarnya tidak sedatar penilai banyak orang, ada beberapa momen klimaks misalnya asumsi bansos manfaatnya seharusnya untuk penerima bukan pemberi.

Kemudian solusi stunting bukan makan gratis tapi langkah preventif sejak ibu masih persiapan hamil.

Termasuk closing Ganjar yang menyinggung politik dinasti dan banyak momentum lain yang sebenarnya bisa menjadi klimaks untuk saling serang.

"Hanya saja Prabowo memang kemarin terlihat lebih mempersiapkan diri untuk dapat mengontrol emosinya, yang mana di dua debat capres yang lalu sering terpancing,dan itu diakui Prabowo dalam kampanye di salah satu kota," kata wakil dekan I Fakultas Ilmu Sosial Politik (Fisipol) Unsulbar itu kepada media ini, Selasa (6/2/2-24).

Dalam debat tersebut, Prabowo dinilai lebih irit bicara, sepertinya banyak mengikuti arahan penasehat agar tidak tersulut emosi dalam debat.

"Mungkin ini juga sebab di masa konfrensi pers Prabowo tidak bersedia menerima pertanyaan dari jurnalis," ujar Muhammad.

Muhammad menjelaskan, masukan ini jelas setelah ada analisis yang menunjukkan bahwa Prabowo yang terkadang meledak emosinya saat pidato dapat menimbulkan sentimen negatif dari pemilih dan menjadi bahan untuk menyerang Prabowo.

"Misalnya ndasmu etik yang sampai di debat capres yang lalu sempat menjadi bahan pertanyaan dari Anies," ucapnya.

Dalam debat terakhir kata Muhammad, antara Ganjar dan Anies mengirim sinyal akan pada putaran kedua terlihat selalu saling gagasan dan hampir tidak pernah saling serang dari debat pertama hingga kemarin.

"Yang frontal memang antara Ganjar dan Prabowo atau Anies dan prabowo," tuturnya.(*)