Haji 2023

KISAH Rosmini Jualan Sate di Samping Mapolsek, Kini Berhaji dengan Anak dan Mantunya

rosmini ingin kenangan indah ibadah haji bersama mendiang suami, dikisahkan dan dijalani bersama anak dan mantunya.

Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Ilham Mulyawan
Thamzil Thahir/Tribun-Sulbar.com
Nenek Rosmini, pedagang sate yang berhaji dari hasil jualan 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Thamzil Thahir

TRIBUN-SULBAR.COM, MAKKAH  - HAJJAH Rosmini (67) mafhum betul berjualan sate adalah satu cara bertahan sekaligus mensyukuri hidup.

Modalnya bukan lahan usaha atau kredit bank melainkan membesarkan anak dengan nilai-nilai agama, adab sosial serta kejujuran, dan bekal pendidikan.

Itu investasi abadi.

Dan, baginya menunaikan haji bukan menuntaskan rukun kelima Islam belaka.

Baca juga: Viral Pamer Emas saat Pulang Haji, Harga Perhiasan Suarnati Daeng Kanang Ternyata Cuma Rp 900 Ribu

Baca juga: Bertambah, Jamaah Haji Asal Sulbar Meninggal Dunia di Tanah Suci Sudah Empat Orang

Haji dan rangkaian persiapannya mengajari; memilah "itu" keinginan dan "ini" kebutuhan hidup.

Itulah tahap awal definisi haji mabrur, dan... Hajjah Rosmini, mengamalkan prinsip itu tiga dekade terakhir.

Penjual sate tusuk di samping markas polisi kecataman (mapolsek) Campurdarat, di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, pun sudah membuktikannya.

Kala itu, usianya masih 42 tahun.

Keuntungan jualan sate rintisan keluarga, disisihkan untuk berhaji.

Memanfaatkan kemudahan haji reguler, tahun 2001, dia berhaji bersama suaminya.

Tahun 2008, sang suami meninggal dunia.

Karena hidup harus tetap berjalan duka pun dipendam.

Tak mau larut dalam kubangan duka, usaha kedai sate pun dilanjutkan bersama anak.

Ia ingin kenangan indah ibadah haji bersama mendiang suami, dikisahkan dan dijalani bersama anak dan mantunya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved