Haji 2023

Mohon Doa, di Suhu 45 Derajat 220 Ribu Jamaah Haji Indonesia Akan Jalan 14 Km dari Mina ke Jamarat

Harapan menteri agama itu, beralasan, setidaknya 69 ribu (30 persen) dari 229 ribu total jamaah calon haji Indonesia, masuk kategori lanjut usia

Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Ilham Mulyawan
Muhamad Syarif Abdussalam For Tribun Sulbar
Jamaah Haji indonesia ketika menyebrang di tanah suci 

Di Mina, jemaah haji harus berjalan kaki dari perkemahan untuk menuju ke Jamarat, tempat melempar jumrah aqabah awal.

Jarak antara tenda perkemahan dengan jamarat sekitar 3-5 km. Jemaah harus menempuh perjalanan pulang pergi.

Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, level siaga kesehatan dan keselamatan jamaah naik ke status II hingga I.

Di jalur dan periode ini juga jadi momen paling menegangkan bagi unit kesehatan haji.

Momen ini sekaligus mengkonfirmasi haji itu bukan ibadah psikis mahda belaka, melainkan ibadah fisik yang membutuhkan tenaga ekstra.

Grafik jamaah kelelahan, dirawat dan wafat, akan naik tiga hingga lima kali lipat dari periode sebelum puncak haji.

"Ingat ini masa paling krusial dan puncak tugas kita. Satgas Mina domain rekan-rekan yang ada Daker Madinah dan lokasi Mina yang kami jelaskan tadi malam, ini lah lokasi yang sebenarnya," kata Harun dalam apel pengarahan pemetaan 400 petugas di lokasi maktab-maktab jemaah haji Mina-Musdalifah pagi hingga jelang siang.

Selain siaga kedaruratan kesehatan, periode Masyaair ini jugalah indeks jumlah jamaah tersesat dan disorientasi akan naik hingga level tiga hingga empat digit.

"Kalau di Masjid Nabawi atau Haram hanya dua hingga tiga digit, ratusan, saat Armuzna bisa tembus seribuan."

Mina adalah lokasi jemaah haji menunaikan dua wajib haji; mabit (bermalam) dan melempar jumrah.

Di Mina, 229 ribu jemaah Indonesia ditempatkan dalam 70 gugus (maktab) tenda jemaah.
Jaraknya bervariasi tergantung lokasi maktab, paling dekat 3 km atau 6 km pulang pergi.

Jemaah haji Indonesia yang menempati maktab terjauh harus menempuh jarak hingga 7 km sekali jalan alias 14 km dengan perjalanan pulang.

Di sini, jemaah sangat rawan mengalami kelelahan, dihidrasi dan angka penderita dimensia akan naik.

Di sela orientasi petugas di Mina, Harun menyampaikan pesan untuk jemaah agar ketika akan melempar jumrah tidak menyimpang dari rute rekomendasi.

"Ada jalur-jalur lewat bawah, memang lebih dekat, tapi itu tidak aman. Lebih baik di rute utama supaya tidak tercecer (tersasar)," kata Harun.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved