Dongeng Anak

Dongeng Anak - Nenek Kiri dan Kucingnya, Hidup Bersama hingga Akhir Hayat

Dongeng anak ini cocok untuk kamu bacakan sebagai pengantar tidur sang buah hati.

Editor: Munawwarah Ahmad
Bobo.grid.id
Dongeng Anak - Nenek Kiri dan Kucingnya, Hidup Bersama hingga Akhir Hayat 

Begitulah, mereka akhirnya sarapan pada pukul delapan malam, makan siang pada tengah malam, dan makan malam pada pukul tujuh pagi. Pukul sembilan pagi mereka tidur dengan nyenyak.

Suatu pagi, ketika mereka hendak tidur, terdengar suara gaduh. Buzzzz....zzzzzz. Sekelompok lebah asyik mengumpulkan madu.

Nenek Kiri dan Pusi jadi jengkel dan putus asa. Lalu terdengar lagi bunyi ketukan di pintu, TOK TOK TOK!

"Masuk," sahut Nenek Kiri dengan malas. Ternyata itu Nenek Kara, adik Nenek Kiri yang tinggal di kota.

"Kau tampak kusut." kata Nenek Kara. Nenek Kiri menceritakan persoalannya.

"Hmmm....kau harus menginap di rumahku, di kota. Tidak ada tikus, tidak ada serangga," kata Nenek Kara. Nenek Kiri dan Pusi segera . berkemas.

Tempat tinggal Nenek Kara sangat menyenangkan. Letaknya di apartemen bertingkat. Lantainya berkilat, atapnya kuat. Angin pun tidak pernah menyelinap dari pintu atau jendela di malam hari. Dan yang pasti, tidak ada tikus, laba-laba ataupun lebah.

Nenek Kiri hampir terlelap.

Tetapi

Jesjes... tuit...tuit! Serangkaian kereta api merayap. Ngeee...ng! Din din! Ciieeet! Beberapa mobil berdesakan di bawah jendela kamarnya. Ugh, tetangga di sebelah kiri menyalakan radio dengan keras. Bising sekali.

Nenek Kiri dan Pusi menutup telinganya rapat-rapat. Anehnya, Nenek Kara tidak terganggu sama sekali.

Pagi harinya Nenek Kara menemukan kakaknya dan Pusi terduduk lesu.

"Tidurmu nyenyak semalam?" tanya Nenek Kara cerah.

'Tidak semenitpun!" geram Nenek Kiri.

Ia dan Pusi segera pulang. Kembali ke rumah mereka. Nenek Kiri menguap lebar sesampainya di rumah. Ia langsung meloncat ke tempat tidurnya.

"Pusi, rasanya rumah kita jauh lebih tenang sekarang."

"Miaow!" Pusi mengangguk setuju.

Pagi itu tikus berdecit di lantai dapur, laba-laba merajut sarangnya dengan hang, dan lebah-lebah mengumpulkan madunya.

Tetapi Nenek Kiri dan Pusi tetap terlelap. Sampai akhir hayatnya, mereka hidup bahagia di rumah tua itu.

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved