Man United
Disikat Manchester City 6-3, Erik ten Hag Ungkap Kekalahan Man United, Tak Percaya Diri
Erik ten Hag menyebut Manchester United tak terlalu percaya diri dalam menghadapi Manchester City di Derby Manchester.
Penulis: Suandi | Editor: Munawwarah Ahmad
TRIBUN-SULBAR.COM - Erik ten Hag selaku pelatih Manchester United membeberkan alasan kekalahan anak asuhnya di Derby Manchester pada Minggu (2/10/2022).
Dikutip dari Goal International pada Senin (3/10/2022), Erik ten Hag menyebut kurangnya kepercayaan diri menjadi penyebab kekalahan anak asuhnya dari Manchester City.
Ia juga menyebutkan jika Manchester United terlalu banyak membuat kesalahan.
Sehingga, membuat Manchester City leluasa untuk melakukan serangan-serangan.
Sejak awal pertandingan, Manchester United tampil dengan sangat buruk.
Mereka pun tertinggal empat gol tanpa balas saat turun minum usai Erling Haaland dan Phil Foden sama-sama menjebol gawang David De Gea dua kali di laga bertajuk Derby Manchester itu.

Baca juga: Man City Cukur Man United 6-3, Skor Terbesar Derbi Manchester, Haaland Terlalu Perkasa untuk MU
Baca juga: Fakta Menarik Derbi Manchester, Kenakan Ban Hitam hingga Rekor Epik Erling Haaland
Pada babak kedua, Erling Haaland dan Phil Foden pun melengkapi kemenangan Manchester City dengan hattrick mereka.
Sedangkan, skuad Manchester United hanya mampu membalas tiga gol yang masing-masing ditorehkan lewat Antony dan dwi gol Anthony Martial.
"Saya memberi tahu para pemain bahwa mereka kurang percaya diri."
"Saya telah melihat beberapa cuplikan laga tadi dan jelas bahwa kami tidak solid dalam bertahan, kami membiarkan mereka bermain dengan nyaman," kata Erik ten Hag.
"Kami, dalam penguasaan bola, tidak cukup berani."
"Kami membuat kesalahan teknis, kesalahan keputusan, dan kemudian kami dihukum," imbuhnya.
Lebih lanjut, Erik ten Jag berujar bila seharusnya seorang pesepak bola profesional sudah memiliki rasa kepercayaan diri yang baik.
Akan tetapi, Erik ten Hag malah melihat para penggawa Manchester United sering mengalami hal yang sebaliknya.
"Saya pikir sering kali sebaliknya (pemain justru tidak percaya diri)."