Gejala Awal Terinfeksi HIV Mudah Sakit, Dosen Unsulbar: Sering Kambuh dan Sulit Diobati

Mudah jatuh sakit jadi salah satu gejala atau tanda seseorang terinveksi Human Immunodeficency Virus (HIV).

Penulis: Masdin | Editor: Habluddin Hambali
Muhammad Irwan
Akademisi Unsulbar, Muhammad Irwan S. Kep. Ners, M. Kes jadi narasumber pada seminar kesehatan di Aula Tasha Center, Tandung, Tinambung, Polewali Mandar, Sulbar, Minggu (18/9/2022) siang. Seminar digelar KSR PMI unit Unsulbar ini mengusung topik "Cegah HIV agar Sulbar bebas AIDS". 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE - Mudah jatuh sakit jadi salah satu gejala atau tanda seseorang terinveksi Human Immunodeficency Virus (HIV).

Hal tersebut, disampaikan Dosen Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar), Muhammad Irwan saat membawa materi di seminar kesehatan di aula Tasha Center, Tandung, Tinambung, Polewali Mandar, Sulbar, Minggu (18/9/2022) siang.

"Perlu curiga infeksi HIV terutama bila penyakit sering kambuh dan sulit diobati," ujar Irwan dalam seminar kesehatan digelar KSR PMI Unit Unsulbar tersebut.

Hal ini terjadi, karena prinsipnya HIV sendiri menyerang sel darah merah yang merupakan pembentuk sistem kekebalam tubuh atau imun.

Akibatnya jika kekebalan tubuh terganggu, maka seseorang akan mudah jatuh sakit.

Namun kondisi tersebut tidak otomatis menunjukkan seseorang terinfeksi HIV, melainkan harus melewati pemeriksaan terlebih dahulu.

"Dikit-dikit sakit, tapi ini masih butuh diagnosa medis lewat pemeriksaan HIV dulu," tambah dosen juga wakil dekan I Fikes Unsulbar itu.

Perihal HIV sendiri kata Irwan merupakan sebuah fenomena gunung es.

Dimana virusnya ada tapi ada sebagian penderitaan yang tidak tahu bawah telah terinfeksi HIV.

"Kalo terinfeksi sekararan bisa saja 10 hingga 15 tahun kemudian baru nampak dia itu penderita HIV," tutur Irwan.

Ia menjelaskan, HIV tidak ada kaitannya dengan genetik, melainkan penyakitnya ada karena ditularkan dari orang tua.

"Jika bayi positif HIV jadi terinfeksi dari orang tuanya," terangnya.

Meski begitu, orang dengan HIV tidak harus dihindari dan dikucilkan.

"Penderita HIV tidak perlu dihindari, cuman kadang mereka yang menari diri, jadk Kita rangkul supaya mereka merasa dihargai," pungkasnya.

Sekadar informasi, jumlah penderita Human Immunodeficency Virus (HIV) di Sulawesi Barat (Sulbar) empat tahun terakhir, atau mulai 2018 hingga Juli 2022 mencapai 173 kasus.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulawesi Barat, sejak 2018 jumlah kasus HIV sebanyak 28 kasus.

Adapun rerata rentang usia mereka yang kena HIV ada di usia 40 sampai 60 tahun.

"Penyumbang terbanyak ada dua, dari Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Polewali Mandar," ungkap Staf Bidang pengendalian dan pemberantasan penyakit (P2P) Dinkes Sulbar Nurul, saat ditemui di Kantor Dinkes Sulbar, Jl Abdul Malik Pattana Endeng, Kelurahan Simboro, Mamuju, Selasa (30/8/2022).

Tren peningkatan kasus HIV 2022 jauh lebih meningkat dibandingkan tahun 2020 lalu.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com Masdin.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved