Berita Majene

BPBD Majene Akan Gandeng Unsulbar Kaji Fenomena Tanah Bergerak di Tande

Ia mengatakan terkait fenomena itu, BPBD telah berkoordinasi dengan Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) untuk melakukan kajian.

Penulis: Masdin | Editor: Nurhadi Hasbi
Tribun-Sulbar.com/Masdin
Kepala Pelaksana BPBD Majene, Ilhamsyah saat diwawancara ketika hadiri peresmian Unit Siaga SAR Majene di Stadion Prasamya Majene, Selasa (19/7/2022). 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE - Fenomena tanah bergerak terjadi di Kelurahan Tande, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar).

Fenomena ini berdampak pada rumah warga, fasilitas umum hingga akses jalan di daerah tersebut.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majene, Ilhamsyah, menuturkan pernah meninjau lokasi sebelumnya.

Baca juga: Fenomena Tanah Bergerak di Tande Majene, Rumah Warga dan Jalan Retak

"Ada beberapa terdampak (rumah warga) karena ada pergeseran tahan," ujarnya diwawancara saat hadiri peresmian Unit Siaga SAR Majene di Stadion Prasamya Majene, Selasa (19/7/2022).

Ia mengatakan terkait fenomena itu, BPBD telah berkoordinasi dengan Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) untuk melakukan kajian.

"Kami berkomunikasi dengan Unsulbar untuk melihat secara langsung. Mereka kan ada tim ahlinya artinya kan ada teknik (fakultas teknik) di sana untuk meninjau," tambahnya.

Nantinya kajian ini untuk mencari tahun apa penyebab sehingga tanah tersebut bergerak.

"Melihat apakah memang ada aliran air di bawah sehingga terjadi pergeseran tahan," ujar Ilhamsyah.

Sebelumnya, salah satu warga Tante Majene Syahid menuturkan, fenomena tanah berherak berdampak pada rumah warga, fasilitas umum hingga akses jalan di daerah tersebut.

Retakan akibat tanah bergerak di Kantor Kelurahan Tande, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene, Sulbar, Selasa (19/7/2022).
Retakan akibat tanah bergerak di Kantor Kelurahan Tande, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene, Sulbar, Selasa (19/7/2022). (Ist/Tribun-Sulbar.com)

Kerusakan berupa retak pada lantai dan pondasi bangun.

"Kantor Lurah Tande dan rumah warga sekitarnya mengalami keretakan pada pondasi dan lantai akibat pergeseran tanah tersebut," ujarnya, Selasa (19/7/2022).

Ia mengatakan fenomena ini telah terjadi sejak tahun lalu.

"Namun, saat itu warga menganggapnya biasa saja," tambahnya.

Masih kata Syahid, baru dua bulan kondisi ini kian parah dan ditambah sering terjadi hujan.

Kondisi pergerakan tanah terus terjadi, kata dia, sehingga membuat warga khawatir.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Masdin

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved