Liga Italia
Jejak Rekam Loyalitas Paolo Maldini untuk Rossoneri Sejak Masih Jadi Pemain Hingga Dirtek
Paolo Maldini sang "bandiera" dibalik suksesnya AC Milan hingga diambang juara Liga Italia.
Penulis: Suandi | Editor: Ilham Mulyawan
TRIBUN-SULBAR.COM - Paolo Maldini sang "bandiera" paham betul situasi yang saat ini tengah dihadapi oleh AC Milan besutan Stefano Pioli.
Paolo Maldini selaku Direktur Teknik AC Milan hadir secara langsung di Milanello, sentra latihan AC Milan, bersama Direktur Olahraga klub, Ricky Massara.
Dikutip dari situs resmi AC Milan pada Sabtu (21/5/2022), ini bukan menjadi kalo pertama bagi Paoli Maldini dan Ricky Massara memantau secara langsung sesi latihan dari Rossoneri.
Menghadapi momen krusial seperti saat sekarang ini, tentu saja dibutuhkan sebuah ketenangan bagi Rossoneri.
Bukan rahasia lagi jika sosok Paolo Maldini kerap disebut sebagai bandiera atau bendera alias simbol dari AC Milan.

Baca juga: Jadwal Liga Italia Giornata ke-38: Penentu Perebutan Scudetto Antara AC Milan & Inter Milan
Baca juga: Dianggap Sukses, AC Milan Perpanjang Masa Bakti Paolo Maldini & Massara
Sebelum bekerja mengabdi untuk Rossoneri, Paolo Maldini adalah pemain yang mahsyur namanya.
Ia dikenal sebagai kapten terbaik dari AC Milan.
Paolo Maldini berkostum AC Milan mulai dari tahun 1984 sampai 2009. Direktur Teknik Rossoneri itu telah mempersembahkan sebanyak tujuh gelar juara Serie A dan lima titel juara Liga Champions.
Paolo Maldini dianggap sebagai orang yang tepat untuk memberikan pengaruh baik, pelajaran berharga sekaligus inspirasi bagi AC Milan yang kini diarsitekturi oleh Stefano Pioli.
Sebab, sang bandiera itu sangat memahami rasanya menjadi juara di laga terakhir kompetisi tertinggi Liga Italia musim 2021/2022, Serie A, yang diselimuti dengan ketegangan.
Dari tujuh titel juara Serie A yang dipersembahkan oleh Paolo Maldini untuk AC Milan, dua diantaranya diraih melalui laga terakhir, yakni pada musim 1998 dan 1999.
Fakta uniknya, gelar Serie A tahun 1998 itu adalah yang pertama bagi Paolo Maldini ketika membela AC Milan.
Sedangkan, titel juara tahun 1999 itu adalah yang pertama juga baginya, akan tetapi ketika ia sudah mengemban misi sebagai kapten Rossoneri.
Pada edisi tahun 1998 silam, Rossoneri sukses memastikan diri sebagai juara Serie A usai menahan imbang Como dengan skor 1-1.
Hasil imbang tersebut sudah sangat cukup bagi AC Milan lantaran di partai lain juara bertahan Napoli yang masih dibela Diego Maradona, takluk dari Sampdoria.
Lalu, pada edisi tahun 1999, AC Milan sukses merengkuh mahkota juara Serie A seusai menaklukkan Perugia dengan skor 2-1.
Maldini yang menyandang ban kapten AC Milan melangsungkan pesta juara di kandang Perugia, Renato Curi.
Pencapaian itu terasa begitu dramatis, dikarenakan sepanjang musim Liga Italia 1998/1999 yang masih diikuti 18 tim, AC Milan nyaris tak pernah berada di peringkat pertama.
Posisi puncak klasemen Serie A 1998/1999 baru mulai diduduki Paolo Maldini cs pada pekan ke 33 alias satu pekan jelang putaran penutup kompetisi.
Kini, AC Milan asuhan Stefano Pioli tengah serius mempersiapkan diri menuju laga krusial penentu gelar juara Liga Italia 2021/2022 di markas Sassuolo, Mapei Stadium, Minggu (22/5/2022) pukul 23.00 WIB atau 24.00 WITA.
Minimal satu poin tambahan dibutuhkan AC Milan dari lawatan ke Sassuolo untuk mengunci gelar Serie A, kasta tertinggi Liga Italia musim 2021/2022, sekaligus mengubur asa sang pesaing di jalur juara, Inter Milan.
Saat ini, AC Milan nyaman memimpin klasemen sementara Liga Italia musim 2021/2022 dengan mengoleksi 83 poin.
Mereka hanya berjarak dua angka dari rival abadinya, yakni Inter Milan yang tengah menempel secara ketat di peringkat kedua.
(Tribun-Sulbar.com/Al Fandy Kurniawan)