Penyakit PMK Pada Hewan Belum Berepek ke Penjualan Daging Sapi di Mamuju

Pantauan Tribun-Sulbar.com, Jumat (20/5/2022) terlihat lapak pedagang daging sapi masih ramai.

Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Nurhadi Hasbi
Tribun-Sulbar.com/Fahrun Ramli
Suasana penjualan daging sapi di kompleks pasar baru Jl Abdul Syakur, Kelurahan Karema, Mamuju, Jumat (20/5/2022). 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan, belum berpengaruh terhadap penjualan daging sapi di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar).

Meski penyakit PMK tersebut sudah ditetapkan sebagai wabah nasional.

Karena penularan virus yang massif melalui udara.

Penyakit pada hewan yang menular tersebut sampai saat ini belum ditemukan di Sulbar.

Hal itu disampaikan Kepala Karantina Pertanian Mamuju, Agus Karyono beberapa hari lalu.

Penjualan daging sapi pun belum terkena dampak dari adanya penyakit PMK tersebut.

Pantauan Tribun-Sulbar.com, Jumat (20/5/2022) terlihat lapak pedagang daging sapi masih ramai.

Seperti di kompleks pasar baru Jl Abdul Syakur, Kelurahan Karema, yang menyajikan daging sapi.

Salah satu pelapak daging sapi Nursalam, mengatakan pembeli daging tetap ada setiap harinya.

"Kita tetap memotong sapi, setiap hari bisa tiga ekor, dan dagingya habis terjual," terang Mursalam saat ditemui.

Sementara harga daging sapi tersebut kembali normal setelah sempat naik saat momen lebaran Idulfitri 2022.

Untuk daging sapi bisa biasa di badrol dengan harga Rp 120 per kilo.

Sementara harga daging top side dibadrol dengan harga Rp 130 per kilo.

Meski begitu ia mengaku, khawatir dengan adanya penyakit mulut dan kuku pada hewan tersebut.

Sebab, dapat berpengaruh terhadap perkembang biakan hewan sapi jika terjangkit.

"Biaya pagan bisa naik itu, karena pasti sapi lama dikarantina dulu, kalau sekarang ini belum ada dampak harga dagingnya," jelas Mursalam.

Ia pun berharap pemerintah memperketat pengawasan agar penyakit menular itu tidak masuk di Sulbar.

PMK atau dikenal juga sebagai Foot and Mouth Disease (FMD) adalah penyakit hewan menular bersifat akut.

Penyebab PMK yaitu virus dari family Picornaviridae, genus Apthovirus.

Masa inkubasi virus ini adalah 2-14 hari (masa sejak hewan tertular penyakit sampai timbul gejala penyakit).

Adapun jenis hewan yang rentan tertular yaitu sapi, kerbau, kambing, domba, babi dan ruminansia lainnya.

Berikut ciri-ciri dan gejala hewan ternak terjangkit PMK:

1. Ternak mengalami demam tinggi (39-41 oC).

2. Keluar lendir berlebihan dari mulut dan berbusa.

3. Luka-luka dan sariawan pada rongga mulut dan lidah.

4. Tidak mau makan sehingga ternak jadi kurus.

5. Luka pada kaki dan diakhiri lepasnya kuku.

6. Sulit berdiri bahkan pincang.

7. Gemetar dan napas cepat.

8. Produksi susu menurun.

Berikut cara penularan pepenyakit mulut dan kuku :

1. Kontak langsung maupun tidak langsung dengan hewan tertular (droplet, leleran hidung, lesi/keropeng hidung dan mulut);

2. Vektor (terbawa manusia, ternak lain);

3. Peralatan kandang yang terkontaminasi

4. Tersebar melalui udara.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved