Pengusi Aholeang-Rui Tetap Semangat Tarawih dengan Kondisi Terbatas di Musalah Darurat
Tahun 2022 ini merupakan tahun kedua mereka menjalani ibadah puasa ramadan di pengungsian.
Penulis: Masdin | Editor: Nurhadi Hasbi
TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE - Penyintas gempa Majene Dusun Aholeang-Rui menjalani ibadah puasa ramadan dengan segala keterbatasan.
Tahun 2022 ini merupakan tahun kedua mereka menjalani ibadah puasa ramadan di pengungsian.
Kepala Dusun Rui, Suardi mengatakan, dia dan warganya tetap beribadah meski dengan kondisi tidak nyaman.
"Ini sudah dua kali kami puasa di sini (pengungsian)," ujannya, Minggu (24/4/2022).
Dikatakan, kendali utama masyarakat di pengungsian adalah listrik dan air bersih.
Selama ini, kata dia, mereka melaksanakan aktifitas ibadah seperti salat tarawih di masjid darurat.
"Kami tarawih di masjid darurat yang dibangun sebelumnya," papar Kepala Dusun Aholeang, Lukman, Minggu (24/04/2022).
Lukman menambahkan, meski serta terbatas namun tidak menurunkan semangat untuk tetap beribadah.
Sekadar diketahui, warga Aholeang dan Rui pasca gempa kini mengungsi di Dusun Alle-Alle Desa Mekatta, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulbar.
Pasalnya kedua dusun tersebut mengalami dampak paling parah dari gempa bumi yang melanda Sulawesi Barat pada 15 Januari 2020 lalu.
Dan kini sudah satu tahun lebih mereka tinggal di tenda pengungsian dan rumah hunian sementara.
Meski begitu, warga dalam menjalankan puasa masih dalam kondisi terbatas.
Termasuk akan kebutuhan air bersih dan listrik.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com Masdin