Wisata Ramadan

Masjid Sunan Ampel, Napak Tilas Penyebaran Islam di Jawa Timur, Ramai Dikunjungi Wisatawan Asing

Masjid Sunan Ampel jadi destinasi wisata Selam bulan suci Ramadan. Magnet bagi turis lokal dan juga mancanegara.

Penulis: Suandi | Editor: Ilham Mulyawan
Dok. https://bappeko.surabaya.go.id/
Masjid Sunan Ampel Surabaya. 

TRIBUN-SULBAR.COM - Warga Kota Surabaya tentu saja sudah tak asing dengan Masjid Sunan Ampel.

Masjid Sunan Ampel adalah salah satu wisata religi yang menyedot perhatian turis nasional dari berbagai wilayah di Indonesia, bahkan sampai turis mancanegara.

Dikutip dari laman resmi Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya pada Sabtu (9/4/2022), Masjid Sunan Ampel menjadi salah satu kawasan yang paling banyak dicari selama bulan suci Ramadan tiba.

Di bulan suci Ramadan, jumlah kunjungan wisatawan ke Masjid Sunan Ampel akan melonjak dua kali lipat menjadi 2.000 orang.

Pengunjung semakin membludak pada malam ganjil akhir Ramadhan yakni pada tanggal 21, 23, 25, 27, dan 29 Ramadan.

Umat Islam saat melaksanakan shalat tarawih berjamaah pertama di Masjid Sunan Ampel
Umat Islam saat melaksanakan shalat tarawih berjamaah pertama di Masjid Sunan Ampel, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (16/5/2018). Pemerintah menetapkan bahwa 1 Ramadhan 1439 Hijriah jatuh pada Kamis (17/5/2018).

Baca juga: Masjid Kabah Jadi Objek Wisata Religi di Majene: Pengunjung Ada dari Kalimantan Timur

Baca juga: Berikut Jadwal Safari Ramadan Pemprov Sulbar, Besok di Masjid Agung Al-Madaniah Pasangkayu

Berdasarkan catatan Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya, jumlah pengunjung bisa mencapai 20 ribu orang pada tanggal-tanggal tersebut.

Sejarah Masjid Sunan Ampel

Masji ini didirikan oleh Sunan Ampel salah satu Wali Songo.

Dikutip dari Dunia Masjid pada Sabtu (9/4/2022), Masjid Sunan Ampel didirikan pada tahun 1421.

Sunan Ampel yang beralias Raden Mohammad Ali Rahmatullah pindah ke Surabaya pada usia 20 tahun.

Kala itu, kawasan Surabaya masih di bawah kekuasaan kerjaan Majapahit.

Walaupun, usianya terbilang sangat muda, namun Sunan Ampel sangat pandai dalam hal agama.

Berkat kepandaiannya itu, Raja Majapahit mempercayai Sunan Ampel untuk berdakwah dan menyebarkan agama Islam di Surabaya untuk mendidik moral para bangsawan dan kawula Majapahit.

Sunan Ampel bahkan dipinjam oleh Raja tanah seluas 12 hektar di daerah Ampel Denta atau Surabaya untuk menyebarkan agama Islam.

Sebagai media dakwahnya, Sunan Ampel membangun masjid yang kini dikenal sebagai Masjid Ampel.

Di  tempat inilah, Sunan Ampel menghabiskan hidupnya hingga wafat pada 1481 kemudian dimakamkan di kompleks masjid.

Sampai dengan saat ini, banyak umat Islam yang berziarah ke makam Sunan Ampel di kompleks Masjid Sunan Ampel.

Arsitektur Masjid Sunan Ampel

Arsitektur Masjid Sunan Ampel mengusung perpaduan gaya Jawa kuno dan Arab.

Nuansa akulturasi budaya lokal dan Hindu-Budha terlihat lewat arsitektur bangunannya.

Masjid Sunan Ampel menggunakan kayu jati yang didatangkan dari beberapa wilayah di Jawa Timur.

Atap Masjid Sunan Ampel menggunakan gaya arsitektur sistem atap tumpang tiga.

Bangunan utama masjid ditopang menggunakan tiang penyangga yang tampak kokoh, meski usianya ratusan tahun.

Dalam kompleks masjid, terdapat makam Sunan Ampel.

Dilansir oleh situs indonesia.go.id, makam Sunan Ampel menarik pengunjung bukan hanya karena peristirahatan seorang wali.

Lebih dari itu, makam Sunan Ampel diselimuti akan sejarah dan juga ornamen khas yang dipengaruhi kultur asal ibu Sunan Ampel, yaitu putri Raja Champa sebuah kerajaan kuno yang menguasai wilayah Vietnam.

Terdapat lima gapura yang mengelilingi masjid Sunan Ampel yang menggambarkan ajaran Mo Limo atau pantangan terhadap lima hal bagi umat Islam.

Pantangan yang termaktub di gapura tersebut adalaah, larangan main perempuan, larangan mabuk, larangan main judi, larangan mencuri, dan larangan mengisap candu atau ganja.

Masjid Sunan Ampel Jadi Magnet Wisatawan Asing

Masih dilansir oleh indonesia.go.id, hal menarik yang bisa ditemui ketika berkunjung ke Masjid Sunan Ampel yaitu bukan hanya umat Islam di Indonesia yang berkunjung ke Masjid Sunan Ampel.

Bahkan, ada wisatawan asing dari Malaysia, Polandia, Singapura, dan China yang berkunjung ke Masjid Sunan Ampel. Tujuan utama mereka adalah berziarah ke makam Sunan Ampel.

Selain berziarah, wiasatawan juga berbelanja dan mencoba kuliner Arab di Kampung Arab yang lokasinya berdekatan dengan Masjid.

Dekat Dengan Kampung Arab

Masjid Sunan Ampel berada di Jalan Petukangan I, Ampel, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya.

Kampung Ampel merupakan Kampung Arab yang dihuni warga keturunan asli Arab. 

Sebagai informasi, orang-orang yang berasal dari kawasan Timur Tengah mulai datang ke wilayah Ampel pada 1451. Tujuan mereka selain mendengar keberadaan wali adalah untuk berdagang.

Pada 1820, terjadi gelombang besar pendatang Hadhami dari daerah Hadramaut, Yaman Selatan, ke Surabaya. Mereka menempati kampung yang dekat dengan masjid dan makam Sunan Ampel.

Pada era tahun 1900, lebih banyak lagi Hadhami yang datang karena negara asal mereka terjadi konflik politik.

Oleh sebab itu, wilayah Ampel juga dikenal sebagai kampung Arab.

Jiwa kaum Hadhami adalah berdagang. Setelah usahanya maju pesat, mereka mulai membeli rumah-rumah di kawasan Ampel kemudian menetap di kawasan tersebut hingga anak cucunya.

Karena itu, meski namanya kampung Arab, tapi banyak bangunannya bercorak Hindu Jawa seperti yang terdapat di Masjid Sunan Ampel.

(Tribun-Sulbar.com/Al Fandy Kurniawan)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

Dari Meditasi ke Khalwat

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved