Gempa Mamuju
Gempa Terjadi di Mamuju, BMKG: Belum Ada Deteksi Terjadi Gempa Susulan
Adapun kekuatan gempa yakni 2,5 Skala Richter (SR) dengan lokasi 2.90 LS, 115.95 BT (24 kilo meter Tenggara MAMUJU - SULBAR ).
Penulis: Habluddin Hambali | Editor: Munawwarah Ahmad
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Gempa bumi terjadi di 24 kilo meter Tenggara Mamuju, Sulbar tadi pagi 05.50 Wita, Rabu (15/2/2022).
Adapun kekuatan gempa yakni 2,5 Skala Richter (SR) dengan lokasi 2.90 LS, 115.95 BT (24 kilo meter Tenggara MAMUJU - SULBAR ).
Sedangkan, kedalamannya 10 kilo meter.
Data tersebut, dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)-PGR IV.
Dikonfirmasi, Prakiraan BMKG Majene Muhammad Sultan Djakaria mengatakan belum dapat memprediksi adanya gempa susulan.
"Saat terjadi gempa kemungkinan ada potensi terjadi gempa susulan namun tidak dapat diprediksi pak," kata Sultan, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (16/2/2022).
Saat ini, belum ada deteksi terjadi gempa susulan.
Setelah, adanya gempa pada pukul 05.50 Wita di kedalaman tenggara Kabupaten Mamuju.
"Masyarakat diharapkan tetap selalu waspada akan potensi gempa terutama di wilayah yang telah terdampak sebelumnya," tandasnya.
Diketahui, saat gempa terjadi tidak adanya laporan kerusakan.
Gempa Besar di Sulawesi Barat Terjadi Sejak 1967
Masih segar di ingatan, gempa bumi besar terjaid di Sulawesi Barat, tepatnya di Kabupaten Majene dan Mamuju.
Gempa itu terjadi dua kali.
Pertama pada Kamis (14/1) pukul 14.35 Wita dengan Magnitudo 5,9 pada episenter 2,99 LS dan 118,89 BT atau di darat pada jarak 4 kilometer (km) arah Barat Laut Majene, Sulawesi Barat, kedalaman 10 km.
Lalu gempa kedua terjadi keesokan harinya, Jumat (15/1) pukul 02.28 Wita dini hari, dengan magnitudo 6,2 pada episenter 2,98 LS dan 118,94 BT atau di darat pada jarak 6 km arah Timur Laut Majene, Sulawesi Barat, kedalaman 10 km.
Gedung Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang memiliki 4 lantai ambruk. Disusul gedung perkantoran, ruko, hotel, juga puskesmas dilaporkan ada yang mengalami kerusakan.
Ratusan rumah milik warga juga rusak, mulai dari tingkat ringan hingga berat.
Gempa tidak hanya menghancurkan sejumlah bangunan, namun juga menimpa sejumlah kendaraan bermotor, baik sepeda motor, maupun mobil hingga menimbulkan banyak korban jiwa.
Ternyata, gempa serupa tak sekali ini saja terjadi.
Gempa besar sudah terjadi sejak 1967, atau 54 tahun lalu.
Penyebabnya karena Sulbar segaris dengan Sulawesi Tengah dan Maluku.
Berada dalam lingkaran Ring of Fire atau lingkaran api.
Istilah yang menggambarkan daerah yang sering mengalami gempa, diakibatkan pergerakan lempeng tektonik di bawah lapisan bumi.
Prakirawan BMKG Stasiun II wilayah Majene Hadi Nur Rohman mengatakan, Sulbar sejak dulu sudah menjadi 'langganan' persinggahan gempa besar.
Dia menyebutkan, gempa besar pertama kali melanda Polman dan Majene pada 11 April 1967, berkekuatan 6,3 magnitudo dengan korban jiwa 58 meninggal dunia.
Gempa ini juga menimbulkan tsunami.
Dua tahun berselang, tepatnya 23 Februari 1969 kembali terjaid gempa. Kali ini berkekuatan 6,9 magnitudo, dan menyebabkan 64 meninggal dunia. Sama seperti gempa besar pertama, juga terjadi tsunami.
Menyusul gempa di Kabupaten Mamuju pada 6 September 1972 dengan kekuatan 5,8 magnitudo. Lalu gempa lagi 8 Januari 1984 dengana kekuatan 7,6 magnitudo. "Semuanya gempa merusak," ujar Hadi saat tampil sebagai narasumber dalam bincang virtual.
Menurutnya, patahan naik Selat Makassar, terutama segmen central, mamuju dan somba yang terletak di lepas pantai barat Sulbar, merupakan struktur geologi utama yang mempengaruhi seismisitas di wilayah tersebut.
"Selain patahan di laut, beberapa patahan juga memotong dataran Sulbar," ujarnya.
Berdasarkan fakta sejarah gempa bumi tersebut, dia menyimpulkan bahwa tidak menutup kemungkinan di masa yang akan datang akan terulang lagi.
Data BMKG Majene terkait Sejarah gempa besar di Sulbar
Berdasarkan data gempabumi satu tahun terakhir, hampir setiap hari terjadi gempabumi meskipun tidak semua dirasakan, atau berdampak pada masyarakat.
Sehingga sangat diperlukan penerapan mitigasi bencana yang tepat, agar masyarakat siap siaga ketika gempa terjadi.
"Perlu upaya dan penerapan praktis, untuk meningkatkan kapasitas daerah agar siap menghadapi potensi bahaya bencana gempa di masa mendatang. Edukasi pentingnya mitigasi bencana juga sangat diperlukan," ia menambahkan. (*)
Sejarah Gempa Merusak dan Tsunami di Sulawesi Barat
1. Gempa Polman - Majene 11 April 1967 (M6,3) - 58 MD - Tsunami
2. Gempa Majene 23 Feb. 1969 (M 6,9) - 64 MD - Tsunami
3. Gempa Mamuju 6 Sep. 1972 (M 5,8) - merusak
4. Gempa Mamuju 8 Jan. 1984 (M 6,7) - merusak
5. Gempa Mamuju Utara 16 Jun. 2010 (M 5,3) - merusak
6. Gempa Mamasa 5 Nov 2018 (M 5,2)- Merusak
7. Gempa Mamuju Tengah 28 Okt. 2020 (M 5,3) - merusak
8. Gempa Majene 14 Jan. 2021 (M5,9) - merusak
9. Gempa Majene 15 Jan. 2021 (M6,2) - merusak