Bantahan Kesra Sekretariat Majene Soal Tudingan Korupsi Bantuan Sarana Ibadah

Menyinggung salah satu yang JAPKEPDA angkat, yakni Mushollah Pemda Majene yang katanya harusnya mendapatkan bantuan barang senilai Rp 5 juta, justeru hanya dibelikan AC 1 PK seharga Rp 3,5 juta.

Ia mengatakan, pengurus masjid sudah memesan bahan untuk atap Mushollah dari sisa dana yang ada.

"Sudah lengkap itu yang Rp 5 juta," tegasnya.

Perihal kendala dalam penyaluran, ia membenarkan memang ada hambatan, salah satunya adalah miskomunikasi antara pengurus masjid, pihak toko dan Kesra.

Salah satunya di Masjid Raudatul Rahim Pakkola, Kecamatan Banggae. 

"Beberapa bulan kemarin penyedia telah mengantar 100 sak semen kesana dan diterima pengurus masjid, namun terjadi miskomunikasi karena pengurus masjid mengira itu milik pesantren yang dekat dengan masjid dan sudah digunakan pesantren," bebernya.

Kendala lain terjadinya miskomunikasi karena pengurus masjid yang  tidak menetap di lokasi dan berganti-ganti.

Sehingga informasi kurang mereka tahu secara pasti.

"Apalagi JAPKEPDA menerima laporan dari para pengurus masjid," sayangnya.

Selain itu, Kasubag Bina Mental Rohani mengatakan penyaluran barang ke masing-masing masjid memang terjadi.

"Terlambat memang ada, karena akses kesana sulit, tapi semua sudah tersalurkan," jelasnya (3/2/2022).

Adapun komentar Darwan, Plt Kabag Kesra pada Oktober 2020 hingga Maret 2021 mengatakan sudah jelas tidak ada penyelewengan dana.

Mengingat anggaran dana masuk di toko penyedia barang.

"Saya kira untuk dugaan penyelewengan dana itu tidak ada, karena kita gunakan pihak ketigakan," alasannya, (3/2/2022).

Ia kembali menegaskan bahwa pengurus masjid dan toko sudah menerima sesuai porsi yang ada.

"Baik pengurus masjid dan pengurus toko sudah menerima semua, sudah ada tanda tangan penerimaan," tutupnya.

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com Masdin