Setahun Pascagempa

KASIHAN! Korban Gempa di Aholeang Rui Majene Harus Tempuh 3 Km Ambil Air Bersih

Tercatat warga Dusun Aholeang yang mengungsi di tempat tersebut sebanyak 304 jiwa dari 76 Kepala Keluarga (KK).

Penulis: Masdin | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun Sulbar / Masdin
Salah satu warga Dusun Rui pulang mengambil air di Samalio, Minggu (16/1/2022) sore. 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE - Satu tahun warga Aholeang dan Rui mengungsi di Dusun Alle-Alle Desa Mekatta, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar).

Pasalnya kedua dusun tersebut mengalami dampak paling parah dari gempa bumi yang melanda Sulawesi Barat pada 15 Januari silam.

Baca juga: Tenda Kemensos Baru Berdiri di Pengungsian Majene Setelah Setahun Gempa

Baca juga: Satu Tahun Gempa Berlalu, 407 Warga Aholeang & Rui Majene Masih Tinggal di Pengungsian

Tercatat warga Dusun Aholeang yang mengungsi di tempat tersebut sebanyak 304 jiwa dari 76 Kepala Keluarga (KK).

Sedangkan warga Dusun Rui sebanyak 41 KK dengan 166 jiwa.

Setahun di pengungsian bagi mereka bukanlah hal yang mudah, ada banyak keluhan.

Mulai dari tenda mereka yang kemasukan air saat hujan, panas yang menyengat saat siang hari hingga ketersedian listrik hingga air bersih.

Khusus kebutuhan air untuk konsumsi, masyarakat sendiri harus menempuh jarak berkilo meter. 

Penuturan salah satu warga Rui, Harno mengatakan air yang mereka konsumsi diambil di Samalio.

"Di Samalio, jaraknya dari sini sekitar 3 kilometer," ujar Harno saat ditemui di tenda pengungsiannya.

Lebih lanjut Harno menuturkan saat pergi mengambil air ia biasa membawa hingga 20 jerigen isi 5 liter dan 2 jerigen isi 20 liter.

"Ambil pake motor biasa dua hari baru ambil lagi," ujarnya.

Saat mengambil air, Harno menuturkan bisa menunggu sampai berjam-jam.

"Kalo kesana siang biasa pulang malam, karena banyak orang baru biasa 20 jerigen na isi," bebernya.

Saat ini Harno tinggal di pegungsian bersama istri dan keempat anaknya.

Adapun air untuk mencuci dan mandi, masyarakat menggunakan air sungai dan juga air bor yang ada di pengungsian.

"Untuk mandi dan mencuci piring ada air sumur bor tapi berkapur jadi tidak dikonsumsi," tutupnya.

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com Masdin

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved