Uber Cup 2021
Kecewa dengan Hasil Tim Putri di Uber Cup, Ini Langkah yang Akan Ditempuh Pengurus Pusat PBSI
Berlaga di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, seluruh kekalahan Indonesia ditelan di sektor tunggal putri, sedangkan ganda putri kompak meraih kemenangan.
TRIBUN-SULBAR.COM - Tim putri Indonesia dipastikan tersingkir dari Piala Uber setelah kalah 2-3 dari Thailand di perempat final, Kamis (14/10/2021).
Berlaga di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, seluruh kekalahan Indonesia ditelan di sektor tunggal putri, sedangkan ganda putri kompak meraih kemenangan.
Baca juga: Hasil Piala Uber: Langkah Indonesia Terhenti, Ester Nurumi Takluk dari Phittayaporn Chaiwan
Adapun tunggal putri Indonesia yang ditampilkan adalah Gregoria Mariska Tunjung (partai 1), Putri Kusuma Wardani (3), dan Ester Nurumi Tri Wardoyo (5).

Kepala bidang pembinaan dan prestasi PP PBSI, Rionny Mainaky menilai sektor tunggal putri tak mampu menampilkan performa terbaik dan menyumbang angka.
Dia sebenarnya sangat mengharapkan pemain tunggal pertama Gregoria Mariska, bisa menyumbang poin yang sangat menentukan bagi perjalanan tim Uber Indonesia.
Namun sangat disayangkan Gregoria malah kalah.
Baca juga: Warisan Greysia Polii Untuk Pebulutangkis Muda Indonesia: Sedikit Bicara Berbuat Lebih Banyak
Padahal, dia membuka permainan dengan meyakinkan.
"Ini catatan buat saya. Kenapa dia tidak bisa mengatasi tekanan. Padahal dia diharapkan bisa menyumbang poin. Gregoria itu harapan kita," ungkap Rionny.
Sementara itu, Putri Kusuma Wardani dan Ester Nurumi Tri Wardoyo juga hampir mirip. Mereka tidak bisa keluar dari tekanan.
Menurut Rionny, untuk Ester, sebetulnya gim pertama bisa bermain bagus dan membuat setting.
"Namun, dia tak mampu memenangkan pertandingan karena tak bisa mengatasi tekanan," tambahnya.
Atas hasil tersebut, Rionny menyebut akan melakukan evaluasi lebih dalam terhadap permainan pemain tunggal putri.
Pasalnya, sebagai pemain muda, perjalanan mereka ke depan masih panjang.
Dia menyebutkan, tak bisa lagi mengatakan kalah lagi tidak apa-apa.
"Harus segera diperbaiki benar-benar. Dicari kenapa kalah dan tidak bisa mengelola tekanan di lapangan," tegasnya. (*)