Covid 19 Mamasa

Tenaga Kesehatan Mamasa Sering Ditolak Tracing / Pelacakan Covid-19

Nakes di Mamasa seringkali mendapat penolakan dari warga bahkan pernah diancam dengan parang.

Penulis: Semuel Mesakaraeng | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun Sulbar / Samuel Mesakaraeng
Kepala Dinas Kesehatan Mamasa, Hajai S Tanga 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMASA - Tenaga kesehatan (Nakes) Kabupaten Mamasa Sulawesi Barat (Sulbar), rupanya sering mendapatkan penolakan warga saat melakukan tracing atau pelacakan.

Penolakan ini dikeluhkan Nakes Mamasa.

Pemerintah daerah diberi target lalukan tracing 10 persen perhari, terhadap suspek dan kontak erat pasien Covid-19.

Hal tersebut berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) momor 29 tahun 2021.

Ini sejalan dengan implementasi tracing, testing, treatment (3T), terkait penanganan Covid-19.

Di tengah upaya pemerintah melalui satuan tugas, memutus rantai penularan Covid-19, berbagai kendala pun dialami.

Di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, salah satunya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa, Hajai S Tanga, menuturkan mendeteksi penularan corona virus, dinas kesehatan menerapkan 3T, yakni tracing, testing dan treatment.

Itu juga dilakukan, sebagai upaya mencapai target tracing sesuai ketentuan.

Namun, di tengah upaya itu nakes kerap mendapat penolakan.

"Seperti di Mehalaan, tenaga kesehatan dibawakan parang," tutur Hajai S. Tanga, Selasa (3/8/2021) siang.

Tidak hanya di Mehalaan, di Tabulahan juga kata Hajai, warga menolak diswab.

Kata Hajai, ini menjadi tantangan dihadapi Nakes, dalam menjalankan tugasnya.

Di satu sisi Nakes ingin melakukan tugas sesuai sesuai ketentuan.

Di sisi lain, juga mendapat ancaman dari masyarakat.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved