RSUD Sulbar
RSUD Sulbar Makin Kewalahan Tangani Pasien Covid-19
Selain karena kekurangan oksigen atau O2, sejumlah perawat Covid-19 ikut terpapar virus.
Penulis: Habluddin Hambali | Editor: Nurhadi Hasbi
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi Sulawesi Barat, semakin kewalahan tangani pasien Covid-19.
Selain karena kekurangan oksigen atau O2, sejumlah perawat Covid-19 ikut terpapar virus.
Direktur RSUD dr Indahwati Nursyamsi menuturkan, sekarang ada 13 perawat ikut terpapar Covid-19.
"Kami kewalahan karena penuh rumah sakit,"kata dr Indah kepada Tribun-Sulbar.com, Selasa (3/8/2021) siang.
Baca juga: Kekurangan Oksigen, RSUD Sulbar Sementara Tak Terima Pasien Covid-19
Baca juga: FOTO: Kondisi Terkini Rumah Sakit Tenda Darurat RSUD Sulbar
Karen itu, Indah meminta rumah sakit daerah kabupaten dan swasta ikut melayani perawatan pasien Covid-19.
Dikatakan, oksigen di rumah sakit sangat terbatas, rata-rata pasien masuk punya riwayat sesak nafas.
"Sudah lima hari kami tidak menerima pasien Covid-19. Kami maksimalkan kebutuhan oksigen pasien sementara dirawat," tuturnya.
Dua hari lalu, ungkap Indah, rumah sakit menerima suplay 50 tabung oksigen.

Namun, hanya dalam dua hari 50 tabung oksigen tersebut habis.
"Kebanyak pasien dirawat sekarang sesak nafas, sehingga butuh oksigen banyak," pungkasnya.
Bahkan, menurut Indah, ada pasien yang butuh 4-6 tabung oksigen dalam sehari.
Rumah Sakit Kekurangan Tabung Oksigen
Angka Positif Covid-19 di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), terus meningkat sejak Juli 2021.
Data yang dihimpun Tribun-Sulbar.com, Positif Covid-19 di Sulbar per 27 Juli 2021 tembus 7.901 kasus.
Dari data tersebut, menunjukkan Positif Covid-19 di Sulbar bertambah 2.069 selama 27 hari.
Diketahui, Positif Covid-19 Sulbar per tanggal 30 Juni 2021, sebanyak 5,832 kasus.
Angkat kematian akibat terpapar Covid-19 di provinsi ke-33 di Indonesia ini, juga meningkat sejak Juli.
Data menunjukkan, akhir Juni 2021, angka kasus kematian pasien Covid-19 di Sulbar dilaporkan 122.
Kini, 27 Juli 2021, bertambah menjadi 157 kasus kematian.
Artinya, sepanjang bulan ini, pasien Covid-19 yang meninggal di Sulbar sebanyak 35 kasus kematian.
Direktur RSU Regional Sulbar, dr Indahwati Nursyamsi, prihatin dengan kondisi tersebut, di tengah keterbatasan prasarana dan fasilitas kesehatan.
"Saya berharap semua masyarakat menyadari diri dan melakukan upaya untuk memutus penyebaran Covid-19, melakukan protokol kesehatan secara ketat," imbuh mantan Sekertaris Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sulbar itu.
Indah bilang, lebih baik melakukan upaya pencegahan dari pada menghadapi orang yang sudah sakit.
Apalagi, varian Covid-19 sekarang lebih ganas, lebih beresiko menuju pada kematian.
"Rata-rata pasien masuk rumah sakit sekarang gejalanya berat, butuh oksigen yang banyak," ucapnya.
Kondisi sekarang, beber Indah, dari sisi kemampuan penanganan pasien sangat terbatas. Baik dari sarana, prasarana, obat-obatan, alat kesehatan dan SDM.
"Jadi kalau masyarakat tidak menjaga dirinya, kita ini bisa kolaps, sekarang saja rumah sakit mulai kekurangan oksigen," bebernya.
Saat ini, jumlah pasien Covid-19 di rawat di RSU Regional Sulbar sebanyak 20 orang.
Rumah sakit milik pemerintah itu, satu-satunya yang ditunjuk Kementerian Kesehatan menjadi rumah sakit rujukan pasien Covid-19 di Sulbar.
"Kondisi sekarang kalau tempat tidur masih memadai, masalahnya adalah oksigen kekurangan, rata-rata yang masuk sesak," pungkasnya.
Kadang, lanjut dia, ada pasien yang membutuhkan 3-6 tagung oksigen dalam satu hari, sementara persediannya sangat terbatas.
"Di mana kami mau cari oksigen kalau habis, pasokan terbatas, hanya satu pemasok dari Pare-pare, melayani semua rumah sakit di Sulbar, dan sebagian rumah sakit di Sulsel, jadi tolong kita jaga diri," pungkasnya.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Habluddin