Pasangkayu

Petani Bambaira Pasangkayu Merana, Hanya 10 Hektar Sawah Produktif Akibat Irigasi Jebol

Sayangnya, sebagian besar lahan tersebut belum tersentuh teknologi pertanian modern seperti alat panen combine harvester.

Editor: Abd Rahman
Taufan
PANEN PADI-Sejumlah petani di Desa Bambaira, Kecamatan Bambaira, Kabupaten Pasangkayu, tengah panen padi, Sabtu (1/11/2025). Petani di desa tersebut, masih mengandalkan sabit untuk panen padi. 

TRIBUN-SULBAR.COM, PASANGKAYU - Musim panen padi telah tiba di Desa Bambaira, Kecamatan Bambaira, Kabupaten Pasangkayu

Namun, hingga kini para petani di wilayah tersebut masih mengandalkan alat tradisional berupa sabit untuk memanen hasil pertanian mereka, sementara hanya sekitar 10 hektar dari total 15 hektar sawah yang konsisten produktif.

Desa Bambaira tercatat memiliki luas sawah sekitar 15 hektar, dari total 714 hektar lahan persawahan di Kabupaten Pasangkayu. 

Baca juga: Panen Padi di Bambaira Masih Andalkan Sabit, Petani Bertahan Meski Produksi Minim

Baca juga: Baru Sepekan Dibersihkan, Sampah Plastik Kembali Menumpuk di Anjungan Pasangkayu

Sayangnya, sebagian besar lahan tersebut belum tersentuh teknologi pertanian modern seperti alat panen combine harvester.

Ambo Naje, salah satu petani yang ditemui di area persawahan, Sabtu (1/11/2025) mengungkapkan, dalam setahun mereka hanya menikmati dua kali musim panen, dengan hasil yang terbilang minim.

“Paling banyak kami dapat dua ton sekali panen. Kadang teman-teman petani lain malah kurang dari satu ton,” ungkapnya.

Dengan hasil yang belum memadai, petani di Bambaira lebih sering memanfaatkan panen untuk kebutuhan konsumsi keluarga. Mereka belum bisa menjual hasil panennya dalam jumlah besar ke pasar.

“Hanya cukup makan sendiri. Tapi kami tetap bersyukur, karena tidak lagi beli beras yang sekarang harganya mahal,” kata Ambo.

Di antara 15 hektar sawah yang ada, sisa lahan (sekitar 5 hektar) sering kali tidak optimal karena terkendala sistem irigasi yang belum memadai, terutama saat musim kemarau tiba.

“Kalau panas panjang, air sulit. Jadi sawah kurang hasilnya,” tambah Ambo.

Meski begitu, tahun ini para petani bersyukur karena panen dilakukan secara serentak di semua lahan, menjadi kabar baik di tengah keterbatasan alat dan sarana.

Para petani berharap pemerintah daerah bisa memberikan dukungan berupa perbaikan irigasi yang menjadi kendala utama para petani, demi meningkatkan produksi dan kesejahteraan mereka ke depan.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved