Berita Mamuju Tengah

2.000 Anak di Mateng Putus Sekolah, Pemkab Berdayakan PKBM dan SKB Tekan ATS

Penulis: Sandi Anugrah
Editor: Ilham Mulyawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PENINGKATAN KUALITAS PKBM - Puluhan tutor PKBM dan SKB mengikuti pelatihan peningkatan kelembagaan dan manajemen sekolah non formal atau kesetaraan di Aula Hotel Amalia Tobadak, Kecamatan Tobadak, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Minggu (18/5/2025). (Sandi/Tribun)

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU TENGAH - Sebanyak 2.000 anak termasuk kategori Anak Putus Sekolah (ATS) di Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat (Sulbar).

Angka tersebut menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mateng untuk diatasi.

Untuk itu, Pemkab Mateng melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Mateng memberdayakan sekolah non-formal atau kesetaraan seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB).

"Untuk mengurangi angka ATS di Mateng, maka kami melakukan pembinaan kelembagaan dan manajemen sekolah non formal atau kesetaraan," ujar Nirma, Kabid Paud dan Dikmas Disdikbud Mateng kepada Tribun-Sulbar.com, di Aula Hotel Amalia Tobadak, Kecamatan Tobadak, Minggu (18/5/2025).

Ia menyebutkan, jumlah PKBM di Mamuju Tengah sebanyak 17 unit, sementara SKB hanya satu.

Baca juga: Warga Mateng Kini Punya CFD, Lokasinya di KTM Tobadak Tiap Hari Minggu Mulai Jam 6 Pagi

Baca juga: IDENTITAS Mayat Pria Ditemukan di Teras Masjid di Desa Botteng Mamuju, Asal Malunda Majene

Olehnya itu, 18 sekolah non-formal ini diharapkan mampu mengurangi ATS di Mateng.

Nirma juga meminta, seluruh PKBM dan SKB harus meningkatkan akreditasi.

Hal itu dikarenakan, akreditasi penting untuk mendapatkan bantuan pendidikan baik dari pemerintah daerah ataupun pusat.

"Untuk mendapat bantuan, minimal akreditasi PKBM atau SKB itu B," jelasnya.

"Kami juga dari Dinas Pendidikan tidak mengeluarkan surat ijin operasional jika PKBM tidak siap di akreditasi," tambahnya.

Olehnya itu, akreditasi PKBM sangat didorong untuk dilakukan para tutor dan pengurus PKBM.

Nirma juga meminta, PKBM di Mamuju Tengah memiliki inovasi atau ciri khas masing-masing.

"Kami berharap, setiap PKBM punya inovasi tersendiri yakni satu PKBM satu inovasi yang menjadi branding atau ciri khas sendiri," harapnya.

Sementara itu, seorang tutor PKBM Insyirah College, Abdullah mengaku akan meningkatkan akreditasi PKBM-nya.

"Sesuai penyampaian Disdikbud Mateng, tentu kami akan melaksanakan demi kualitas PKBM kami," ucapnya.

Ia berharap, PKBM Insyirah College bisa merekrut lebih banyak anak putus sekolah di Mateng.

Sehingga, mengurangi ATS di lingkup Kabupaten Mamuju Tengah. (*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Sandi Anugrah