Lomba Perahu Layar

Cerita Ayah Nur Fitrah Dibalik Juara Umum Putrinya di Lomba Perahu, Pinjam Sampan Demi Anak Tercinta

Penulis: Anwar Wahab
Editor: Nurhadi Hasbi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nur Fitriah satu satunya peserta perempuan lomba perahu layar di kelurahan Rangas, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Sulbar.

TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE – Di balik kemenangan Nur Fitrah, sebagai juara umum lomba perahu sampan di Kelurahan Rangas, Kabupaten Majene, terdapat kisah seorang ayah yang awalnya ragu untuk mengikutkan putrinya berkompetisi. 

Keyakinan sang anak berhasil mengubah pendirian Ayahnya.

Akhirnya, Icci sapaan Nur Fitrah berhasil membawa pulang gelar juara umum di lomba balap perahu tradisional tersebut.

Ayah Icci, Sine, seorang nelayan tradisional, awalnya tidak berencana mengikuti perlombaan tersebut karena ketiadaan sampan. 

Baca juga: Kisah Inspiratif Icci, Gadis 11 Tahun Jadi "Pattimbang" di Lomba Perahu Layar di Rangas Majene

Menurutnya, tanpa sampan yang layak, mustahil untuk bersaing dengan peserta lain yang lebih berpengalaman dan memiliki perahu yang lebih baik.

“Saya sebenarnya tidak mau ikut, karena kami tidak punya sampan sendiri. Tapi Icci ini semangat sekali, karena dia suka hal yang menantang, ” kata ayah Icci saat ditemui Tribun Sulbar.com di rumahnya. 

Namun, Icci tidak menyerah. Gadis berusia 11 tahun itu terus meyakinkan ayahnya bahwa mereka harus mencoba. 

Ia bahkan meminta ayahnya untuk meminjam sampan dari om mereka, karena baginya, kemenangan tidak hanya ditentukan oleh alat, tetapi oleh usaha dan kerja keras.

Ayah Icci lama berfikir panjang pada saat akan mendaftarkan lomba anaknya lantaran ia tak memeiliki sampan, namun karena Icci sangat semengat ia rela meminjamkan anaknya sampan. 

“Akhirnya saya luluh juga. Melihat dia begitu semangat, saya berpikir, mungkin ini kesempatan buat dia belajar sesuatu yang besar,” ujar sang ayah.

Dengan sampan pinjaman, mereka pun ikut berkompetisi.

Selama perlombaan, ayah dan anak ini bekerja sama dengan luar biasa. 

Sang ayah mengemudikan sampan, sementara Icci, yang bertugas sebagai pattimbang, menjaga keseimbangan kapal dengan penuh ketenangan dan kelincahan. 

Meski menghadapi ombak besar dan angin kencang, kerja keras mereka membuahkan hasil.

Mereka berhasil menyelesaikan lomba dengan gemilang dan keluar sebagai juara umum.

“Saya tidak menyangka kami bisa menang. Sampan ini sederhana, tapi usaha kami ternyata cukup untuk mengalahkan peserta lain. Saya bangga sekali pada Icci,” katanya dengan nada haru.

Kemenangan ini menjadi momen yang mengubah pandangan sang ayah.

Ia kini menyadari bahwa semangat dan keyakinan adalah kunci utama dalam mencapai sesuatu. 

Dukungan kecilnya terhadap Icci ternyata membawa dampak besar, tidak hanya bagi mereka, tetapi juga bagi masyarakat yang terinspirasi oleh cerita ini.

“Icci benar, kalau kita yakin dan mencoba, hasilnya pasti ada. Saya bangga bisa jadi bagian dari keberhasilannya,” tambahnya.

Kini, sang ayah bertekad untuk terus mendukung Icci mengembangkan potensi, Baginya, Icci telah mengajarkan bahwa tidak ada batasan untuk bermimpi besar, bahkan dengan segala keterbatasan.(*)

Laporan wartawan Tribun Sulbar.com Anwar Wahab