LPG Langka

Pasokan LPG 3 Kg di Mamuju Capai 7.840 Per Hari, Tapi Masih Langka?

Penulis: Suandi
Editor: Nurhadi Hasbi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Bidang Perlindungan Konsumen Dinas Perdagangan Mamuju, Andi Tenri, saat ditemui di ruang kerjanya, Kantor Dinas Perdagangan Mamuju, Kamis (9/1/2025).

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Sulitnya mendapatkan tabung gas subsidi atau LPG 3 Kg selalu menjadi keluhan masyarakat di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.

Masyarakat kadang harus membeli dengan harga di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) hingga Rp 30 ribu di pengecer.

Padahal harga normar atau sesuai HET Rp 18.500 di tingkat pangkalan.

Baca juga: Harga LPG 3 Kg di Mamuju Tengah Disebut Mencekik Warga, Pangkalan Bantah Menjual di Atas HET

Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Perlindungan Konsumen Dinas Perdagangan Mamuju, Andi Tenri Saung, mengatakan stok LPG 3 kg di Agen dan Pangkalan tersedia.

"Data kami untuk di Kabupaten Mamuju, ada tiga Agen dan 268 pangkalan. Setiap harinya tabung yang disalurkan mencapai 7.840," ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Kantor Dinas Perdagangan Mamuju, Kamis (9/1/2025).

Tenri mengungkapkan, pangkalan telah membatasi jumlah tabung gas yang bisa diambil setiap satu bulan yaitu empat tabung gas LPG 3 kg setiap keluarga.

Sementara nelayan dan UMKM dibatasi hanya 10 tabung per bulan.

"Sebenarnya tidak ada kelangkaan, sebab sudah dibatasi untuk keluarga, nelayan dan UMKM. Sehingga, jika mereka mencari lagi pasti mereka akan ditolak atau tidak dilayani," jelasnya.

Hal ini disebabkan, pangkalan diminta untuk menggunakan aplikasi berbasis online.

Sehingga, masyarakat yang sudah mengambil tabung lebih dari apa yang ditetapkan tidak dilayani di pangkalan.

"Otomatis mereka cari di tempat lain. Kalau di pengecer, sementara pengecer juga di batasi. Sehingga muncullah istilah-istilah di pengecer itu sampai Rp 40 ribu karena keterbatasannya tadi," ungkap Tenri.

Kata dia, Pertamina masih memberi ruang 10 persen kepada pengecer.

"Untuk lebih jelasnya silahkan tanya ke Agen. Tapi informasi yang kami terima bahwa masih ada ruang 10 persen untuk jatah pengecer melalui pangkalan," kata Tenri.

Kebijakan ini diambil untuk daerah-daerah yang sulit.

Sebab, idealnya terdapat satu pangkalan di setiap desa/kelurahan.

Halaman
12