PWNU Sulbar

PWNU Sulbar Lailatul Ijtima Dirangkaikan Lebaran Anak Yatim, Warga NU Diminta Lebih Kompak

Editor: Nurhadi Hasbi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lailatul Ijtima PWNU Sulbar di Aula Kanwil Kemenag Sulbar

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sulawesi Barat (Sulbar) lailatul ijtima di Aula Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Jl Abd Malik Pattana Endeng, Simboro, Mamuju, Senin (22/7/2024) malam.

Lailatul Ijtima dirangkaikan lebaran anak yatim, pada kesempatan tersebut dibagikan sebanyak 100 paket santunan kepada anak yatim.

Sebanyak 30 paket diserahkan secara simbolis dan sisanya akan diserahkan oleh Dharma Wanita Persatuan Kanwil Kemenag Sulbar.

Baca juga: Ketua Tanfidziyah PWNU Sulbar Adnan Nota Dilantik Jadi Kakanwil Kemenag Sulbar

Lailatul Ijtima dan lebaran anak yatim dihadiri langsung Ketua Tanfidziyah PWNU Sulbar KH Adnan Nota, sekaligus Kakanwil Kemenag Sulbar yang baru saja dilantik Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

Jajaran Pengurus PWNU Sulbar, ketua tanfidziyah PCNU, ketua-ketua Banon, lembaga otonomi, pengurus PMII dan ratusan hahdliyin hadir para lailatul ijtima yang dirangkaikan lebaran anak yatim tersebut.

Imam Besar Masjid Agung Syuhada Polman, Sayyid Fadl Al Mahdali, yang juga Ketua I PWNU Sulbar, turut hadir dan diberia amanah menjadi pembawa hikmah lailatul ijtima.

Sayyid Fadl menyampaikan terkait hikmah hijrah, kesabaran dan etika sosial, juga menyampaikan kepada jajaran NU Sulbar agar bangun kekompakan dan saling peduli satu sama lain, saling sopport dan tidak saling menyakiti.

PWNU Sulbar lailatul ijtima di Aula Kanwil Kemenag Sulbar

Ketua Tanfidziyah PWNU Sulbar Adnan Nota menekankan beberapa hal kepada para pengurus NU baik ditingkat PW dan PC, pengurus banom dan seluruh nahdiliyin (baca warga NU).

Salah hal yang ditekankan, adalah tradisi atau karakter mitabe atau takzim, karakter menghormati yang lebih tua yang mulai hilang di tengah para pengurus dan warga NU.

Karena itu, ia menyampaikan agar ke depan warga NU tak terlalu menghabiskan energinya untuk persoalan posisi, sehingga roda organisasi tidak jalan.

"Mari tingkatkan hikmad kita pada NU, hal-hal yang tidak terlalu subtansi sudahilah menjadi bahan perdebatan, mari sama-sama berpikir bagaimana NU ke depan," pungkasnya.(*)